Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemerintah Geser Persepktif Khilafah dan Jihad di Sekolah

Indriyani Astuti
09/12/2019 17:06
Pemerintah Geser Persepktif Khilafah dan Jihad di Sekolah
Sejumlah pengunjuk rasa dari PMII Sulawesi Tengah membawa poster saat melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hasanudin Palu, Sulawesi Tengah(Antara)

DIREKTUR Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan, materi sejarah khilafah tidak dihapuskan sama sekali dalam pelajaran pendidikan agama. Menurut Amin, materi khilafah akan digeser menjadi pelajaran sejarah. Materi mengenai khilafah dalam sejarah islam, imbuhnya, akan disampaikan secara lebih komprehensif dan kontekstual bahwa hal itu tidak cocok dalam untuk konteks Indonesia.

"Jadi fakta bahwa pernah ada khilafah dalam sejarah peradaban Islam itu tidak ditutupi, pernah ada dalam sejarah peradaban Islam-mulai dari Khulafa' ur Rasyidin sampai jatuhnya Turki Usmani 1924 itu tetap disampaikan tetapi akan diberikan prespektif yang lebih komprehensif dan kontekstual," terangnya, Snein (9/12).

Melalui pelajaran sejarah islam, kata Kamarudin, diharapkan para murid mendapatkan pemahaman bahwa khilafah tidak bisa diterapkan di Indonesia karena berbeda. Pasalnya, Indonesia sudah memiliki konstitusi dan saat ini di dunia sudah tidak ada lagi negara islam yang menerapkan khilafah.

"Negara Islam itu ada yang republik, ada yang kerajaan, ada yang sekuler--ya seperti Turki, ada yang emirat--keemiratan. Jadi sudah memilih berbagai sistem pemerintahan--jadi khilafah itu sudah tidak ada. Pernah ada dulu dalam pelajaran sejarah, sekarang sudah tidak ada lagi dan sudah tidak cocok," paparnya.

Mengenai jihad, Kamarudin juga mengatakan bahwa hal itu tidak ada lagi dalam materi fiqih dalam pelajaran pendidikan agama islam.

Perspektif mengenai jihad, kata dia, akan dirombak.

"Jadi jihad itu tidak lagi harus berperang, tidak harus fisik, jihad belajar itu juga jihad. Jadi perspektifnya yang akan diubah," ucapnya.

 

Baca juga: Khilafah dan Jihad Dipindah dari Pelajaran Fikih ke Sejarah

 

Tujuan dari perspektif baru terhadap materi jihad dan khilafah, kata Kamarudin, agar para murid dan guru paham bahwa pendidikan agama dan nasionalisme tidak bertentangan.

Pelajaran agama, terangnya, berfungsi untuk menanamkan serta menginternalisasikan nilai keagamaan yang moderat, nasionalis,  dan religius dalam membentuk karakter siswa.

"Jadi religiusitas dan nasionalisme itu harus in nurture harus ditanamankan bareng bersamaan pelajaran agama," terangnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya