Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEMENTERIAN Kesehatan tidak merekomendasikan masyarakat menggunakan ramuan/obat herbal untuk pengobatan HIV/AIDS. Pasalnya, sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan obat herbal ampuh untuk mengatasi penyakit yang mematikan ini.
"Obat herbal memang kekayaan Indonesia. Tapi, kita gak bisa gunakan sebagai first line drug atau pencegahan utama HIV/AIDS," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono di Jakarta, kemarin. Dia mengimbau, masyarakat jangan tertipu dengan kampanye obat herbal HIV/AIDS.
Kemenkes menjamin ketersediaan obat antiretroviral (ARV) untuk 349.882 ODHA di Indonesia. "Dari 2005, ARV subsidi itu sudah tersedia di 25 rumah sakit. Tapi sekarang ada 500 lebih rumah sakit. Artinya, ada 300% peningkatan yang signifikan," ucapnya. (Ata/H-1)
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Di Kota Yogyakarta, jumlah kasus HIV tercatat sebanyak 1.425 kasus, dengan 337 di antaranya sudah masuk dalam kategori AIDS.
Kemenkes mencatat pada Maret 2025 sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) dari total estimasi 564 ribu ODHIVÂ yang harus ditemukan pada 2025 untuk segera diberi penanganan.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022 tercatat 145 kasus, 2023 tercata 145 kasus, 2024 ada 169 kasus dan di 2025 ada 74 kasus.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, menemukan 20 kasus baru HIV yang terjadi pada tahun 2025.
KASUS HV/AIDS kini telah menyebar dan menghantui seluruh pelosok negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved