Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Mempertahankan Notaris Latin Melalui Kongres Internasional

Rosmery Sihombing
26/11/2019 22:03
Mempertahankan Notaris Latin Melalui Kongres Internasional
Ilustrasi(UINL.org)

INDONESIA menjadi tuan rumah Kongres ke-29 International Union of Notaries (Union Internacional del Notariado Latino/UINL) yang akan berlangsung pada 28-30 November 2019, di Jakarta Convention Center (JCC). Kongres bertaraf internasional itu baru pertama kalinya diselenggarakan di Asia selama 70 tahun berdirinya UINL.

"Ini adalah suatu kebanggaan bagi Ikatan Notaris Indonesia (INI) atau Indonesian Notary Association. Pasalnya, kongres bergengsi ini dilangsungkan di Asia dan dipercayakan kepada INI, setelah sebelumya diadakan di Paris, Perancis," ujar Sekretaris Umum  INI Tri Firdaus Akbarsyah melalui rilis yang diterima Media Indonesia, Selasa (26/11).

Kongres yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo itu, lanjutnya, mengusung tema I Validitas Prinsip Kenotariatan di Abad ke-21, dan tema II Hubungan antara Notaris dan Subjek Hukum Perorangan.

"Sedangkan tema untuk diskusi panel tentang Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Peluang bagi Notaris," tambah Tri.

Berdasarkan data yang masuk, katanya lagi, kongres akan dihadiri oleh notaris dari 88 negara anggota UINL atau sekitar 1500 notaris dari seluruh dunia, dan didukung penuh oleh struktur kepanitiaan UINL di Roma, Spanyol, dan INI dari barat hingga timur Indonesia.

"Kami menyediakan juga penerjemah dalam tujuh bahasa, yakni Indonesia, Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Jerman dan Rusia. Jika kita maknai lebih mendalam, kongres ini bukanlah hanya suatu kebanggaan menjadi tuan rumah, namun lebih dari itu yaitu kesempatan mulia bagi INI dan seluruh anggotanya memberikan sumbangsih untuk memperkuat keberadaan notaris latin. Dipahami atau tidak, notaris latin atau civil-law dihadapkan pada berbagai tantangan perkembangan zaman yang berdampak pada melemahnya peran Notaris," jelas Tri yang didampingi Prita Suyudi, dan Mumu dari Humas INI.

Menurut Tri, kekhawatiran mulai bergesernya civil law ke common law telah menjadi pokok bahasan selama beberapa dekade terakhir baik di tingkat internasional maupun nasional.

"Misalnya, akankah perkembangan teknologi dan tuntutan dunia usaha agar segalanya dilakukan dengan lebih praktis dan cepat itu identik dengan sistem hukum Anglo-Saxon, menggeser peran dan fungsi Notaris Latin ke depannya?" ujar Tri.

Bahkan, tambahnya, pada rapat kerja UINL di Mexico pada Mei 2019 , Presiden Meksiko, melalui Menteri Luar Negerinya, dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa Notaris Latin berbeda dengan Notaris Anglo-Saxon, yang satu tidaklah lebih baik dari yang lainnya, dan salah satu tidaklah boleh lebih berkuasa dari yang lainnya. Keduanya harus berdampingan dan menghargai perbedaan yang ada, namun untuk menghargai perbedaan yang ada, keduanya harus saling mengenal.

Sementara itu, Mumu mengatakan, dalam kongres internasional tersebut juga akan dilangsungkan pemilihan presiden UINL yang baru. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik