Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PENINGKATAN jumlah publikasi ilmiah belum dibarengi dengan kualitas. Menurut Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang rodjonegoro, kualitas jurnal yang baik terlihat dari indeks sitasinya.
Saat ini, sitasi dari publikasi ilmiah Indonesia belum banyak.
Ia pun mencontohkan publikasi ilmiah di perguruan tinggi yakni Universitas Indonesia, meningkat secara kuantitas tapi ada gap dari publikasi dan lisensi pemakaian paten. Masalah, terang Bambang, ada pada peningkatan kualitas jurnal.
"UI yang mengalami peningkatan dalam jumlah publikasi tapi karena acuan jurnal Internasional itu Scopus ternyata penambahan lebih banyak dipublish karena keterpaksaan seperti mahasiswa, peneliti, atau dosen yang ingin lulus atau naik pangkat," tuturnya dalam acara Koordinasi Nasional Pengelolaan dan Penyerahan Sertifikat Akreditasi Jurnal di Jakarta, Senin (25/11).
Scopus adalah basis data sitasi atau indeks jurnal internasional. Selain itu, Scopus juga menyediakan layanan untuk menilai suatu jurnal.
Baca juga : Jokowi Sebut Pemerintah Mulai Menata Soal Riset dan Inovasi
Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas jurnal dengan istilah Quartile, dengan 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Q1 adalah kluster paling tinggi atau paling utama dari sisi kulitas jurnal dikuti Q2, Q3 dan Q4.
Bambang mengungkapkan, banyak publikasi ilmiah Indonesia di Scopus yang masuk dalam kategori Q4. Sedangkan untuk bisa disitasi, jurnal tersebut harus masuk Q1.
"Untuk masuk ke Q1 tidak mudah apalagi kondisi memasukan jurnal karena terpepet," cetusnya.
Data Kementerian Ristek/BRIN, publikasi ilmiah Indonesia di tingkat ASEAN tahun berdasarkan data Scopus sebanyak 33.953, menduduki posisi pertama diikuti oleh Malaysia sebanyak 33.253, namun publikasi untuk tahun ini, Indonesia sementara menjadi kedua di angka 28.374 di bawah Malaysia di angka 28.404.
"Satu sisi kita boleh berbangga. Tapi, di sisi lain dalam mempertahankan dan memperbaiki tidak kalah beratnya," ucap Bambang.
Mengelola jurnal terakreditasi baik, imbuhnya, merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Hal itu karena jurnal harus terakreditasi nasional. Umumnya para peneliti, dosen, ataupun mahasiswa kewalahan dari segi ketepatan waktu terbit. Misalnya, ada tahun-tahun tertentu. Jurnal hanya terbit 3 kali dalam satu tahun.
Baca juga : Indeks Penelitian Indonesia Masih Rendah
Selain itu, suplai dari paper karena kurangnya paper. "Karena meningkat jumlah publikasinya suplai tidak jadi hambatan bagi kita," ucapnya.
Terakhir, sulit mendapatkan penulis yang bisa menulis bahasa Inggris sangat baik untuk publikasi ilmiah yang bisa dimuat dalam jurnal internasional.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Ristek/BRIN, Muhammad Dimyati menjelaskan, secara kuantitas, jurnal terakreditasi meningkat namun secara kualitas masih banyak yang diposisi peringkat 3 sampai 6 sehingga tahun depan selain kuantitas, kualitas akan terus tingkatkan.
Pada kesempatan itu, Kementerian Ristek/BRIN juga menyerahkan sertifikat akreditasi jurnal kepada 1.241 jurnal yang diwakili oleh 500 peserta dari berbagai insitusi dari Aceh sampai Papua.
Saat ini, jurnal terakreditasi nasional yang dibutuhkan sebanyak 8.500 jurnal. Dalam kurun satu tahun, akreditasi jurnal telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari sisi kuantitas. Sampai 17 Nopember 2019, jurnal yang telah terakreditasi sebanyak 3.463, dari sekitar 2.218 jurnal terakreditasi di akhir tahun 2018, (OL-7)
Peneliti menemukan 6% burung liar di Australia memiliki kromosom satu jenis kelamin, tapi organ reproduksi milik jenis kelamin lain.
Kemdiktisaintek menegaskan komitmennya untuk memperkuat perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual (KI) dari hasil riset dan inovasi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
KELELAWAR vampir punya cara yang sangat aneh untuk mendapatkan energi. Hal itu diungkapkan para ilmuwan setelah menempatkan mereka di atas treadmill.
Pola makan nabati yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal.
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
BSKDN Kemendagri menyoroti lima pilar utama yang harus diperkuat dalam pengelolaan badan usaha milik daerah (BUMD)
Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan akan lahirnya pengusaha-pengusaha pendidikan yang memiliki visi mencerdaskan bangsa dan sekaligus kompetensi.
Toyota memanfaatkan momentum GIIAS untuk menampilkan jajaran kendaraan yang mencakup berbagai segmen, mulai dari city car hingga mobil listrik murni.
TUMBUHAN air eceng gondok memang seringkali dianggap hama. Anggapan itu tidak sepnuhnya salah, namun bagaimana mengubah enceng gondok bisa menjadi sumber penghasilan dan solusi lingkungan?
Microsoft kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui peluncuran Copilot Vision dan berbagai fitur AI eksklusif di Windows 11.
Siswa harus dipersiapkan sukses pada abad ke-21 sebagai inovator dan pemecah masalah yang kreatif sejak usia dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved