Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PENCEGAHAN penyakit kanker sebagai strategi jangka panjang dianggap paling efektif. Hampir 30-50% dari semua jenis kanker bisa dicegah.
Hal itu disampaikan oleh Direktur International Agency for Research on Cancer (IARC) WHO, Dr. Elisabete Weiderpass, dalam acara kongres ESMO Asia 2019 yang berlangsung di Singapura, 22-24 November 2019.
Hadir dalam kongres tersebut sekitar 3.500 profesional di bidang kesehatan wilayah Asia Pasifik. Kongres ESMO yang diorganisir oleh the European Society for Medical Omcology (ESMO) ini membahas pengobatan terkini kanker dan membuat peta jalan pengobatan kanker yang lebih akurat untuk pasien kanker di mana pun berada.
Weiderpass menekankan pencegahan adalah strategi jangka panjang yang paling efektif untuk mengendalikan kanker karena 30-50% dari semua kanker dapat dicegah.
"Wilayah Asia-Pasifik dengan lebih dari 60% populasi dunia, menanggung setengah dari beban kanker global. Konsekuensinya, kebijakan dan program nasional harus diperkuat di wilayah tersebut. Selain meningkatkan kesadaran, ada juga kebutuhan untuk mengurangi paparan faktor risiko kanker dan memastikan bahwa orang diberikan informasi dan dukungan yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang sehat," kata Weiderpass, Jumat (22/11).
Baca juga: Terapi Inovatif untuk Kanker Limfoma Hodgkin
Sebelumnya, Presiden ESMO, Josep Tabernero, menyampaikan dari hasil survey yang dilakukan ESMO untuk pengobatan antikanker menunjukkan akses pengobatan kanker berbeda antara negara maju dengan negara berkembang. Hal ini juga diperkuat dengan laporan WHO, ada kesenjangan atau perbedaan akses pengobatan kanker yang cukup mengkhawatirkan.
"Maka perlu reformasi dalam pelayanan kesehatan," kata Tabernero saat membuka Kongres ESMO 2019 di hari yang sama.
Dalam kongres tersebut, para ahli menekankan pentingnya pengembangan registrasi kanker berbasis populasi di Asia.
Pembicara khusus dari Evaluating Medical Oncology Outcomes (EMOO) yang melakukan evaluasia di Asia menyimpulkan perlunya kolaborasi dan integrasi lebih untuk merumuskan strategi pengoptimalan pengobatan dan manajemen pasien.
WHO melaporkan saat ini ada lima daftar penyakit kanker paling tinggi diidap oleh warga Asia Pasifik. Yakni kanker paru-paru, kanker payudara, kanker kolorektal (usus), kanker prostat dan kanker perut.
Elisabete Weiderpass menyebutkan jumlah pasien pada lima kanker ini di Asia Pasifik meningkat.
Dia menyebutkan pada 2018 beban kanker di Asia Pasifik 49,1%, insiden kematian 57,5% dan prevelansi selama lima tahun mencapai 41,4% atau 18,1 juta kasus kanker.
"Maka pencegahan sangat penting. Mulailah dengan pengendalian tembakau, pengendalkan alkohol, pengendalian berat badan, harus berolahraga dan hindari diet yang salah," saran Weiderpass.(OL-5)
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
MiR-23a memengaruhi gen FOXO3a yang berperan penting mengatur pertumbuhan sel dan melindunginya dari kerusakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved