Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan aktor Nicholas Saputra selaku Komisaris PT. Talamedia perusahaan yang memproduksi film "Semesta". Film tersebut merupakan dokumenter yang menceritakan upaya masyarakat, komunitas, dan individu yang melakukan upaya-upaya terhadap lingkungannya untuk menekan laju perubahan iklim.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Ruandha Agung Sugardiman menuturkan film tersebut dibuat bertujuan dalam rangka mengampanyekan perubahan iklim kepada masyarakat. Selain itu, dalam film juga digambarkan upaya menjaga kelestarian alam dan lingkungan dari nilai-nilai sosial dan religi yang dianut masyarakat.
"Ada tujuh wilayah yang merepresentasikan keragaman Indonesia dan bagaimaha seharusnya perilaku kita untuk hidup harmonis dengan alam seperti upaya konservasi dan pelestarian lingkungan," ujar Ruandha seusai melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT. Talamedia di Kementerian LHK, Jakarta, pada Selasa (22/10).
Nicholas menuturkan tujuh lokasi itu antara lain di Aceh, ada satu desa yang masyarakatnya hidup berdampingan dengan gajah. Lalu di Flores ada pemimpin agama yang menginisiasi sebuah proyek pembangkit listrik tenaga air ramah lingkungan, kemudian di Misool, Raja Ampat, Papua. Masyarakat di sana menerapkan sasi atau larangan untuk mengambil hasil sumberdaya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumberdaya hayati.
Selain itu, ada dokumentasi mengenai keluarga yang mempraktekkan cara bercocok tanam menyerupai hutan di Yogyakarta. Wilayah lainnya di Bali, mengenai hari raya Nyepi yang ternyata bisa memberikan kontribusi terhadap berkurangnya karbondioksida yang keluar selama satu hari. Menurut Nicholas, film yang berdurasi selama 90 menit itu akan dibawa ke film festival internasional.
"Kebetulan kami sudah masuk di sebuah film festival bulan November di Barcelona. Ada beberapa yang masih kita tunggu jawabannya," tutur Nicholas.
Ia pun berencana pada awal November, film akan kami diputar bioskop Indonesia dan dipromosikan selama 2 bulan. Masyarakat diharapkan untuk menonton film itu. Setelah diputar di bioskop, imbuhnya, akan dilanjutkan dengan pemutaran untuk komunitas-komunitas seperti universitas dan sekolah-sekolah.
"Kami akan merencanakan untuk memutarkan film-film ini ke siswa SMA dan mahasiswa mudah-mudahan rencana ini bisa dilakukan sekitar 6 sampai 8 bulan," tutur pria yang berperan dalam film dokudrama Soe Hok Gie itu.
Ia melanjutkan bahwa Telemedia dan KLHk sangat terbuka bekerja sama dengan komunitas-komunitas. Diharapkan film "Semesta" bisa membuka dialog dan terus menjadi bahan diskusi agar masyarakat sadar mengenai pentingnya melakukan hal-hal sederhana untuk menahan laju perubahan iklim. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved