Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Pesawat Nirawak Ashwincarra UGM Menang di Turki

Agus Utantoro
26/9/2019 20:20
Pesawat Nirawak Ashwincarra UGM Menang di Turki
Pesawat Nirawak Ashwincarra UGM Menang di Turki(MI/Agus Utantoro)

PESAWAT nirawak buatan Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada berhasil memenangi laga di langit Istanbul, Turki.

Satu-satunya tim dari Indonesia ini menempatkan diri pada posisi pemenang ketiga menghadapi 345 tim dari berbagai negara dan bersaing dengan 20 robot terbang lainnya di tingkat final pada laga bertajuk Technofest Fighter Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition yang berlangsung pada 10-14 September 2019 di Istanbul, Turki.

Ketua tim, Ariefa Yusabih, Kamis (26/9), menjelaskan, pesawat ini dalam laga di Turki salah satunya harus mampu mengejar pesawat lawan dan menguncinya untuk terus mengikuti.

Namun, penilaian tidak hanya di situ, bagaimana pesawat nirawak ini lepas landas (take off) dan bagaimana mendarat (landing) juga menjadi bagian dari serangkaian penilaian.

Karena kemampuannya tersebut, pesawat tanpa awak yang mampu terbang selama hampir satu jam dan pada ketinggian 500 meter ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya semisal untuk pemantauan kawasan tertimpa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) atau memantau titik panas (hotspot) maupun sumber asap, tergantung dengan jenis kamera yang dipasangkan.


Baca juga: Kemensos Gelar Jambore dan Bakti Sosial Tagana 2019


Tidak hanya itu, pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan hingga 150 kmj (kilometer per jam) ini, dalam lomba tersebut mampu mengejar dan mengunci posisi lawan serta menghindar dari kejaran dan terkunci oleh lawan, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan militer.

Secara teknis, pesawat nirawak (UAV/unmanned aerial vehicle) tipe fix wing ini memiliki kemampuan manuver tinggi yang mampu lepas landas (take off), mendarat (landing), jelajah, mendeteksi dan mengunci UAV lawan dan mampu membuntuti UAV lawan baik secara manual maupun mandiri menggunakan kecerdasan buatan (artificial intellegent).

Pesawat dengan bobot 3.800 gram ini dilengkapi dengan telemetri 433 MHz 100 mW, modul GPS dan sensor kamera 8 megapixel.

Selain itu, ujarnya, dilengkapi dengan FPV (First Person View), kamera dengan FOV (Field of View) 165 derajat pada 1080@60fps, flight controller pixhawk, electronic speed controller 100A, video transmitter 5,8 GHz serta baterai Lithium 14Ah 14,8V 65C.

Dosen pembimbing, Dr Andi Dharmawan SSi MCs, menambahkan, pesawat ini mampu diterjunkan ke kawasan karhutla dan jika dibandingkan dengan menggunakan pesawat pemantau lainnya memiliki biaya operasional yang relatif rendah. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya