Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Gerakan Pilah Sampah Mampu Kurangi Limbah Impor

Atikah Ishmah Winahyu
15/9/2019 18:15
Gerakan Pilah Sampah Mampu Kurangi Limbah Impor
PILAH SAMPAH DARI RUMAH: Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Rantawati( MI/Susanto)

DIREKTUR Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan gerakan pilah sampah mampu mengurangi jumlah sampah impor ke dalam negeri. Seperti yang diketahui, Indonesia mengalami persoalan impor sampah salah satunya kertas untuk industri pengolahan.

Vivien membeberkan, sekitar 50% dari kebutuhan bahan baku industri pengolahan kertas masih berasal dari luar negeri. Diharapkan, dengan digalakkannya gerakan pilah sampah dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku dan memenuhi kebutuhan industri, sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Akibat Asap Karhutla, Penerbangan ke Sampit Terganggu

"Gerakan pilah sampah dari rumah diharapkan akan menjadi hulu untuk meningkatkan bahan baku kertas daur ulang dari dalam negeri. Dan asal hulunya dari rumah kita sendiri," ujar Vivien dalam acara Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (15/9).

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Novrizal Tahar mengungkapkan dengan tersedianya bahan baku berupa sampah kertas dapat menghemat biaya sebesar Rp16 triliun per tahun.

"Industri kertas kita butuh 6 sampai 7 juta ton setahun. Harga sampah kertas Rp2,5 juta per ton, jadi nilai ekonominya dari sampah kertas aja bisa Rp16 triliun setahun, itu belum yang plastik, belum yang logam, belum yang karet, dan lainnya," terangnya.

Terkait kasus sampah impor, Vivien mengaku, pihaknya sudah melakukan reekspor pada sampah impor di Batam dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan terkait limbah impor yang ada di Tanjung Priok, pihaknya mengaku belum mendapat surat dari beacukai.

"Beacukai bilang mau direekspor, nanti mereka akan mengirimkan surat ke KLHK untuk cek bareng," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya