Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
BULAN ini menjadi momen bersejarah bagi Politeknik Pariwisata Prima karena resmi beriperasi sejak 21 Agustus 2019 menyusul terbitnya Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor : 945/KPT/I/2018 Tentang Izin Pendirian Politeknik Pariwisata Prima Internasional pada awal tahun ini.
Momen peluncuran itu dilakukan di Cirebon, Jawa Barat dan dihadiri juga oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah IV.
Direktur Politeknik Pariwisata Prima Internasional Chondro Suryono mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah yang kini berfokus pada peningkatan sumber daya manusia ( SDM) serta revitalisasi vokasi, maka industri pariwisata yang baik harus didukung pula dengan SDM yang baik.
"Karena itu tugas kami disini mencetak SDM yang berkualitas untuk kemajuan industri pariwisata Indonesia, " kata Chondro Suyono melalui keterangan resmi.
Lebih lanjut Chondro menjelaskan dari 12,28 juta orang yang bekerja pada industri pariwisata, jika dilihat menurut pendidikan yang ditamatkan, maka, tenaga kerja pariwisata yang menamatkan pendidikan sampai SMP sebesar 57,22 %, SMA 35,82%, dan lulusan Diploma I, II dan III hanya sebesar 2,85%, serta Sarjana, Magister, dan Doktor hanya berjumlah 4,11%.
Dari uraian tersebut, tenaga kerja lulusan perguruan tinggi hanya 6,96% atau sebesar 854.688 orang. Untuk memenuhi tenaga kerja profesional bidang pariwisata Itulah yang mendasari Politeknik Pariwisata Prima Internasional ididirikan.
Baca juga : Uhamka Siapkan 20 Beasiswa dalam OSC
"Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan jenis pendidikan vokasi dan dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, " ujar Chondro.
Karena itu, lanjut dia, kurikulum pada Politeknik Pariwisata Prima Internasional ini disusun dengan mengikuti standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Disamping itu, untuk materi pembelajaran sudah disusun dengan mengikuti standar ASEAN MRA (Mutual Recognition Arrangement) on Tourism Professionals, yang didalamnya mencakup penetapan standar kompetensi bidang pariwisata ACCSTP (ASEAN Common Compentency Standards for Tourism Professionals) dan CATC (Common ASEAN Tourism Curriculum) sesuai standar MRA.
Dengan kata lain, dengan mengikuti standar yang ditetapkan MRA maka lulusan Politeknik Prima internasional akan dipermudah atau difasilitasi ruang gerak menjadi tenaga professional serta disamakan kemampuannya dengan tenaga professional negara-negara anggota ASEAN.
"Tidaklah terlalu berlebihan apabila melalui visi sebagai SMART Campus berkualitas Regional pada tahun 2022, kami ingin menjadi pusat pendidikan vokasi pariwisata di ASEAN pada tahun 2022," tegasnya.
Adapun program studi yang disiapkan mencakup Program studi sarjana terapan (D IV) Pengelolaan Perhotelan, program studi sarjana terapan (D IV), pengelolaan konvensi & acara (MICE), dan program studi diploma tiga (D III) perhotelan yang merupakan program studi unggulan Politektik Pariwisata Prima Internasional.
Di sisi lain, kerjas ama yang dibangun Politeknik Pariwisata Prima Internasional mencakup instansi pemerintahan, sekolah/Universitas, industri pariwisata, dan hotel. Untuk kerjasama hotel Politeknik Pariwisata Prima Internasional sudah bekerjasama dengan berbagai hotel di mancanegara seperti hotel-hotel yang berada di Malaysia, Thailand, UAE, Tiongkok, dan Taiwan yang menjadi tempat program praktik kerja nyata mahasiswa.
"Sehingga mahasiswa dapat memaksimalkan ilmu yang didapat dan mempunyai kemampuan yang maksimal," kata Chondro.
Sementara itu, Pembina Yayasan Prima Ardian Tana Iman Taufik mengatakan, kemajuan dan kemauan kuat merupakan salah satu dari 17 soft skill kemampuan otak kanan yang harus dimiliki jika kita ingin sukses dalam industri berbasis kreatif.
"Indonesia sendiri memiliki peluang besar dalam industri kreatif karena memiliki budaya yang sangat beragam dan bernilai tinggi juga di dukung geogafis Indonesia yang kaya," pungkasnya. (RO/OL-7)
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved