Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Modifikasi Cuaca Atasi Karhutla

(Sru/H-3)
29/8/2019 06:40
Modifikasi Cuaca Atasi Karhutla
Modifikasi Cuaca Atasi Karhutla(BPPT)

KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi membuat pemerintah menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai solusi alternatif untuk mengantisipasi kerugian akibat bencana, termasuk mitigasi bencana karhutla. TMC sebagai bentuk intervensi manusia pada pembentukan hujan untuk pertama kalinya dimanfaatkan pemerintah Indonesia pada 1997.

"Dengan intervensi, proses di dalam awan akan menjadi lebih efisien daripada proses berjalan secara alami, yaitu proses tumbukan dan penggabungan antara tetes awan dan partikel bahan semai yang telah berubah dari padatan menjadi cairan," jelas Perekayasa Ahli Utama di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), F Heru Widodo.

TMC dilakukan dengan menginjeksikan bahan semai (seeding agent) ke dalam awan. Pada lapisan tinggi, uap air pada udara yang lembap mengembun pada inti kondensasi menjadi tetes awan yang sangat kecil dan kumpulannya terlihat sebagai bentuk awan.

Secara alami, inti kondensasi banyak terdapat di atmosfer. Melalui proses di dalam awan dan didukung entrainment uap air yang terus-menerus dari lingkungan di bawah dasar awan, awan berkembang menjadi besar membentuk awan hujan dan kemudian menghasilkan hujan.

Menurut Heru, saat terjadi kebakaran hutan, atmosfer hanya mengandung sedikit uap air, sedangkan biomassa yang terbakar menyebabkan jumlah inti kondensasi di atmosfer sangat besar. Terjadi kompetisi perebutan uap air sehingga awan sulit terbentuk. "Kalaupun ada awan, awan ini tidak dapat berkembang besar sehingga sulit untuk terjadinya hujan," imbuhnya.

"TMC akan mengoptimalkan awan agar dipercepat menjadi hujan. Hanya hujan yang mampu membilas asap dan mengembalikan cuaca menjadi normal kembali," terangnya.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto menjelaskan, TMC yang berkembang di dunia ialah dengan penyemaian awan yang dilakukan di udara (menggunakan pesawat terbang) serta modifikasi yang dilakukan dari darat (dengan menggunakan generator pembangkit bahan semai). Penyemaian menggunakan pesawat udara dinilai lebih efektif.

"Bahan semai BBTMC BPPT saat ini masih didatangkan dari luar negeri, tapi BBTMC BPPT tetap melakukan penelitian bahan semai yang lebih efekftif digunakan di masa depan," jelas Tri Handoko. (Sru/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya