Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SOLUSI mengatasi masuknya skrap kertas dan plastik yang bercampur sampah dan limbah berbahan bahaya dan beracun (B3) hingga saat ini masih menggunakan metode re-ekspor atau dikirim kembali ke negara pengekspor.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, hal itu dilakukan karena pihaknya masih menunggyu revisi Peraturan menteri Perdagangan nomor 31 tahun 2016 yang mengatur limbah non B3 yang bisa diimpor ke Indonesia.
Re-ekspor, tegas Siti merupakan upaya urgensi yang dilakukan Indonesia agar sampah yang tercampur dengan limbah B3 tidak menumpuk di Indoneisa.
Baca juga : Pakaian dari Sampah Meriahkan Karnaval Hut RI 74 di Nagekeo
"Kalau sekarang kita re-ekspor, gak ada cara lain, memang Indonesia mau jadi bank sampah?" kata Siti, ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/8).
Ia mengatakan hingga saat ini, hanya itulah upaya yang bisa dilakukan pemerintah. Namun, tak menutup kemungkinan jika nantinya importir yang memuat limbah berbahaya akan diproses melalui jalur hukum atau pidana.
"Ya, nanti arahnya ke situ," kata Siti. (OL-7)
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Pembersihan sampah kiriman ini tidak hanya dilakukan di Pulau Lancang, tetapi juga di pulau-pulau lainnya setiap harinya.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Pulau sampah yang sebelumnya menggunung di sebuah behas tambak di kampung itu sudah tidak terlihat lagi dan hanya menyisakan beberapa sisa sampah berserakan .
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved