Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
EMPAT hari lalu media sosial diramaikan adanya isu tsunami dan gempa besar yang melanda wilayah selatan Pulau Jawa. Isu itu tentu mencemaskan jika membayangkan dampak yang ditimbulkannya. Namun, sebagai hal biasa karena banyak ahli telah memprediksikan dan membuktikan dari kajian sejarah bahwa wilayah selatan Jawa memang rawan terhadap tsunami.
Satu lagi, sebuah hasil riset yang dilakukan para ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan kesimpulan yang sama. Penelitian yang dilakukan Eko Yulianto lewat uji karbon, ditemukan deposit tsunami di pesisir Kulon Progo, Yogyakarta yang berusia 300 tahun.
Dari situ patut diduga tsunami di daerah tersebut pernah terjadi pada 1699. Deposit lebih tua juga ditemukan berusia 1698 tahun, 2785 tahun, dan 3589 tahun. Deposit dengan usia lebih kurang sama, ditemukan di Lebak, Banten, hingga Cilacap, Jawa Tengah.
Sejarah lain juga mencatat tsunami selatan Jawa pernah terjadi pada 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono pun mengamini hasil riset LIPI itu. Bahkan, temuan-temuan tersebut akan dijadikan dasar untuk penguatan kesiapsiagaan masyarakat di selatan Jawa.
Dari survei masyarakat di selatan Pulau Jawa kalah siap dalam menanggulangi ancaman tsunami jika dibandingkan dengan warga di wilayah Sumatra Barat yang diprediksi bisa dilanda gempa besar segmen megathrust Mentawai.
Tak heran di sana sudah siap sarana dan prasarana, seperti selter-selter tsunami di Sumbar dan edukasi masyarakat berjalan baik.
Berdasarkan kajian risiko bencana di Indonesia, Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 584 desa di selatan Pulau Jawa yang masuk dalam kategori wilayah kelas rawan, sedang, dan tinggi tsunami. Diperkirakan ada 600 ribu warga yang bermukin di sana.
Di sinilah diperlukan kejujuran dari masyarakat dan mau mengakui serta menerima kenyataan bahwa wilayah Indonesia, khususnya wilayah selatan Pulau Jawa rawan gempa dan tsunami.
Keberadaan zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menghunjam ke bawah lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.
Ini juga bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa dan tsunami yang disampaikan para ahli ialah benar, bukan berita bohong. (Ind/H-1)
Dilaporkan terpantau embusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari dasar Kawah Ratu
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 di wilayah lepas Pantai Timur Sarangani, Provinsi Davao Occidental, Filipina Selatan
Salah satu ancaman gempa bumi besar di Jawa Barat ialah di patahan Sesar Lembang. Sesar ini jika bergerak berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa Garut tersebut terjadi sekitar pukul 15:24 WIB yang berlokasi di 140 kilometer barat daya dari Kabupaten Garut, atau tepatnya ada di kedalaman 13 kilometer laut.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved