Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

5.929 Personel Padamkan Karhutla

Indriyani Astuti
31/7/2019 08:25
5.929 Personel Padamkan Karhutla
Petugas melakukan pemadaman lahan gambut yang terbakar di Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, kemarin.(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

SEBANYAK 5.929 personel gabungan dilaporkan terus bekerja keras melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pemadaman berlangsung serentak di empat provinsi. Selain upaya pemadaman, kegiatan pen-dinginan juga dilakukan para petugas hingga Senin (29/7).

Para personel merupakan bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Darat yang berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan kementerian/lembaga.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), personel gabungan tersebut tersebar di Provinsi Riau, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Tengah, masing-masing berjumlah 1.512 personel. Adapun di Kalimantan Barat, 1.395 personel diturunkan.

Upaya Satgas Darat didukung operasi udara di bawah kendali Satgas Udara.

"Jumlah tersebut belum mencakup dukungan dari pihak swasta, seperti APP Sinar Mas yang berkekuatan 3.180 personel," papar

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo melalui siaran pers di Jakarta, kemarin.

Di sisi lain, Satgas Udara mengerahkan armada helikopter yang difungsikan untuk pemadaman, pendinginan, patroli, dan survei.

Dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut, helikopter disiagakan di empat provinsi, yaitu di Riau 17 unit, Sumatra Selatan 3, Kalimantan Barat 6, dan Kalimantan Tengah 7 unit.

Helikopter yang ditempatkan di Riau merupakan dukungan dari BNPB 7 unit, Kementerian LHK 1, pihak swasta 8, dan TNI 1 unit. Total air yang digunakan untuk pemadaman dan pendinginan 61.066.300 liter untuk semua wilayah terdampak. Selain armada helikopter,

Satgas Udara juga didukung pesawat untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

"Operasi ini dimaksudkan untuk memicu terjadinya hujan di wilayah-wilayah yang terpapar titik panas (hotspot) dengan menebarkan garam di awan potensial," imbuhnya.

Sekat kanal
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead memastikan bahwa sekat kanal telah dibangun di sekitar Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Pemasangan sekat tersebut hingga kemarin dilaporkan masih efektif untuk meminimalkan kebakaran di lahan gambut. "Keberadaan sekat kanal membuat kelembapan di bawah lahan gambut tetap terjaga sekalipun di atasnya terbakar," kata Nazir seusai membuka

Rapat Koordinasi Restorasi Gambut Provinsi Kalteng 2019 di Palangka Raya, kemarin.   

"Kalau hujan tidak turun selama sebulan, tentu sekat kanal juga tetap kering. Namun, kekeringan di kanal lebih lama jika dibandingkan dengan tidak dilakukan sekat. Sudah begitu, lahan gambut tidak terbakar, kecuali dibakar oknum tertentu," imbuhnya.    

Sekalipun keberadaan sekat kanal dianggap efektif, ia tetap mengingatkan bahwa oknum-oknum tertentu yang mencoba ataupun membakar lahan harus dicegah dan ditindak secara tegas. Hal itu karena indikasi karhutla di Kalteng cenderung dilakukan oknum-oknum tertentu. Dia mengemukakan, kondisi kekeringan pada kemarau tahun ini lebih parah dan panjang ketimbang di 2018.

Sementara itu, dari Riau dilaporkan, 10 hektare lahan gambut yang berlokasi di perbatasan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, tepatnya di Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, hangus terbakar. Hingga kemarin, pemadaman terus dilakukan di lahan gambut yang menyisakan asap tebal.

Danramil 04/Pangkalan Kuras, Kapten Inf Kasmir, memimpin regu penanggulangan yang melibatkan tim gabungan TNI, Polri, dan masyarakat itu. (RK/RF/SS/Ant/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya