Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sulit Mengidentifikasi Aroma, Waspadai Prademensia

(Sru/H-2)
31/7/2019 07:20
 Sulit Mengidentifikasi Aroma, Waspadai Prademensia
DR YUDA TURANA: Dokter Rs PIK Dokter Yuda Turana, Sp.S saat dipotret Media Indonesia di RS PIK, Jakarta Utara(MI/ANGGA YUNIAR)

PRADEMENSIA ialah kondisi saat seseorang yang sudah mengalami penurunan kognitif, tapi belum masuk kategori demensia. Kondisi itu dipicu gaya hidup tidak sehat, stres, dan aktivitas fisik yang minim.

Dokter spesialis saraf Yuda Turana mengatakan, pemeriksaan saraf penciuman bisa membantu mendeteksi risiko prademensia pada seseorang. "Syaratnya dia (pasien) tidak sedang pilek, tidak bersin-bersin. Bila pasien tidak mampu mengidentifikasi jenis aroma itu, kemungkinan besar ada sesuatu (prediktor demensia)," ujarnya saat diskusi bertajuk Jangan Tunggu Tua, Investasikan Otak Sedini Mungkin, bersamaan dengan peluncuran Paviliun Bonaventura di RS Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Setidaknya ada 10 aroma yang umum digunakan dokter di Indonesia, antara lain kayu putih, melati, kopi, jeruk, cokelat, kapur barus, tembakau, mentol, pandan, dan minyak tanah.

Selain melalui pemeriksaan indra penciuman, pemeriksaan kesehatan menyeluruh (medical check up) disarankan untuk mereka yang sudah berusia 40 tahun.

Yuda menambahkan, proses penuaan dapat diperlambat dengan gaya hidup sehat serta melakukan deteksi dini. "Penuaan otak tidak ada obatnya, tapi bisa diperlambat lewat aktivitas membaca. Namun, aktivitas tersebut harus dilakukan dengan rasa bahagia," pungkasnya. (Sru/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik