Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Atezolizumab, Obat Imunoterapi Kanker Pertama di Indonesia

Dhika Kusuma Winata
25/7/2019 22:12
Atezolizumab, Obat Imunoterapi Kanker Pertama di Indonesia
ilustrasi obat(Thinkstock)

PERUSAHAAN farmasi Roche Indonesia mengumumkan obat imunoterapi kanker atezolizumab telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dengan adanya izin tersebut, atezolizumab menjadi obat imunoterapi kanker pertama di Indonesia.

Spesialis kanker RS Cipto Mangunkusumo, Ikhwan Rinaldi mengatakan imunoterapi kanker (atezolizumab) berperan penting dalam pengobatan kanker bagi pasien di Indonesia. Obat tersebut bekerja dengan cara mengembalikan respons imunitas di dalam tubuh pasien.

"Obat imunoterapi ini menyerang sel kanker langsung sehingga meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien. Obat ini bagi pasien yang telah kemoterapi beberapa kali tapi tidak ada respons," ujarnya dalam diskusi media di Jakarta, Kamis (25/7).

Menurut dia, Atezolizumab menjadi pilihan terapi baru untuk membantu pasien hidup lebih lama dibandingkan kemoterapi. Atezolizumab ialah imunoterapi kanker anti PD-L1 yang disetujui oleh BPOM untuk pasien kanker paru (non-small-cell lung cancer/NSCLC) dan kanker kandung kemih (urothelial carcinoma/UC) stadium lanjut.

Baca juga : Penghapusan Jaminan Obat Kanker Dikritik

Obat tersebut, tambah Ikhwan, bisa memberikan rata-rata kesintasan (survival) hingga 13,8 bulan dan durasi respons pada pasien hingga 23,9 bulan pada pasien kanker paru stadium lanjut yang tidak merespons pengobatan sebelumnya (lini kedua).

Untuk memperoleh terapi atezolizumab, ucap Ikhwan, pasien tidak perlu melakukan tes tambahan dan biopsi ulang sehingga memberikan kenyamanan.

Profil keamanan atezolizumab juga dinilai baik bagi pasien karena minim efek samping seperti kerontokan rambut yang kerap menjadi konsekuensi kemoterapi.

Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais, Nina Kemala Sari, mengatakan pihaknya menyambut baik kehadiran atezolizumab di Indonesia. Kehadiran obat tersebut bisa meningkatkan layanan imunoterapi kanker untuk pasien.

"Kami berharap agar obat inovatif ini dapat diakses oleh pasien di Indonesia. Untuk itu kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kesiapan dokter ahli, pelayanan diagnostik, serta ketersediaan obat imunoterapi kanker agar pasien memperoleh manfaat yang optimal,"tuturnya.

Kanker merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian jutaan penduduk di dunia. Pada 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru kanker di dunia dengan angka kematian sebesar 9,6 juta.

Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian kedua penyakit tidak menular.

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,8 per 1.000 penduduk pada 2018. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik