Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Presiden Minta BMKG Lebih Tegas ke Pemda

Akmal Fauzi
24/7/2019 08:10
Presiden Minta BMKG Lebih Tegas ke Pemda
Presiden Joko Widodo menerima katalog gempa bumi dan tsunami dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PRESIDEN Joko Widodo meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lebih mengintensifkan kembali kerja sama dengan pemerintah daerah dalam penanganan bencana. BMKG diminta lebih berani untuk memberikan masukan ke pemerintah daerah terkait dengan titik wilayah rawan bencana.

"Jalin hubungan yang baik dengan pemerintah daerah. Tolong beri tahukan apa adanya supaya setiap pembangunan juga mengacu, kalau daerah-daerah yang rawan bencana tolong diberitahukan," jelas Jokowi dalam pembukaan Rakornas BMKG di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Jokowi menambahkan, penyampai-an informasi titik rawan bencana terhadap sebuah pembangunan di daerah penting disampaikan.
Presiden menegaskan agar jangan sampai mengulangi kesalahan-kesa-lahan yang telah lalu, seperti kasus pembangunan di daerah tak berdasarkan ketentuan BMKG.

"Tegas harus disampaikan. Jangan sampai kita mengulang-ulang sebuah kesalahan. Di situ jelas garisnya lempengan tektonik, kok dibangun perumahan besar-besaran. Sampaikan apa adanya. Ini tidak boleh, lokasi ini merah. Harus berani menyampaikan itu, baik kepada gubernur dan wali kota," tegas Jokowi.

Tak hanya itu, Kepala Negara meminta agar masyarakat diberikan pemahaman bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Dengan begitu, kesadaran masyarakat akan tumbuh guna mengurangi risiko-risiko terhadap bahaya bencana.

"Dan ada kebijakan nasional dan daerah ini harus bersambungan, harus sensitif semuanya. Antisipatif semuanya terhadap kerawanan bencana yang kita miliki," kata Jokowi.

Presiden berharap kesadaran masyarakat bisa meminimalkan risiko-risiko yang ada dengan memberikan peringatan dini terhadap daerah yang rawan bencana di Tanah Air.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga meminta BMKG bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjaga alat pemantau cuaca dan alat-alat pendukung sistem peringatan dini bencana.

"Kalau sudah beli, sudah dipasang, tolong dilihat, kontrol, cek terus. Ja-ngan sampai baru dipasang dua hari, barangnya hilang. Baru dipasang se-minggu sudah enggak ada barangnya,'' tegas Presiden.
Jokowi mengatakan peralatan ber-teknologi tinggi berperan penting dalam kegiatan pemantauan kerawanan bencana.    
 
Ketahanan pangan
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Rakornas BMKG membahas persiapan antisipasi perubahan iklim yang dapat memengaruhi ke-tahanan pangan.

"Yang dapat terganggu itu kan ketahanan pangan, kemudian juga ketahanan sumber daya air dan juga ketahanan energi sehingga nanti kami akan bahas dengan kementerian/lembaga yang terkait," ujarnya.

Dwikorita menjelaskan upaya untuk menurunkan dampak perubahan iklim salah satunya dengan penanaman pohon atau penghijauan.

Penanaman pohon tidak hanya mampu menyerap emisi karbon untuk mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga bisa menjadi pagar hidup untuk mengurangi laju gelombang tsunami di bibir pantai. (X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya