Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jaminan Kesehatan Semesta Dinilai Perlu Pembiayaan Alternatif

Dhika Kusuma Winata
23/7/2019 21:16
Jaminan Kesehatan Semesta Dinilai Perlu Pembiayaan Alternatif
Layanan jaminan kesehatan(Antara/Rahmad)

AKSES layanan kesehatan dan pengobatan yang bermutu di Indonesia perlu dikedepankan. Terlebih, pemerintah telah menargetkan tahun ini seluruh masyarakat masuk ke dalam jaminan kesehatan cakupan semesta (universal health coverage/UHC).

"Amat penting membangun mekanisme yang memudahkan akses obat-obatan berkualitas tinggi di Indonesia melalui pengembangan skema yang praktis dan kreatif untuk solusi memenuhi kebutuhan medis di Indonesia," kata Chairman of International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Jorge Wagner dalam jumpa pers Healthcare Access Summit 2019 yang digelar American Chambers of Commerce (AmCham) Indonesia di Jakarta, Selasa (23/7).

Menurutnya, layanan kesehatan pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau. Layanan pengobatan yang efektif, ucapnya, perlu menjadi prioritas utama. Termasuk dalam pengembangan pembiayaan alternatif sebagai upaya mengatasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi.

Baca juga : BPJS Kesehatan Tegaskan tidak Jamin Dua Obat Kanker Usus

"Asuransi swasta, perusahaan farmasi, bank/fintech, rumah sakit, dan farmasi memiliki peran penting yang bisa mendukung pemerintah. Tujuannya untuk menciptakan skema pembiayaan alternatif untuk mengurangi beban pembiayaan yang ditanggung pemerintah," ujarnya.

Ia menyebut model-model pembiayaan yang seperti microfinancing, pembayaran cicilan melalui akses digital, platform digital, dan produk asuransi swasta khusus untuk penyakit kronis potensial digarap untuk menjadi mekanisme cost sharing.

Sementara itu, Country Manager Pfizer Indonesia Anil Argilla mengatakan populasi kelas menengah Indonesia yang tumbuh pesat potensial untuk dibangunnya pengobatan inovatif dan pembiayaan alternatif bagi pasien di Indonesia. Pasar ini potensial digarap pada mengingat pemerintah menargetkan UHC pada 2019.

Mengutip data Bank Dunia, ia menyatakan belanja kesehatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2016 sebesar Rp1,6 juta. Angka itu masih yang terendah di level ASEAN.

Adapun populasi konsumen kelas menengah di Indonesia diperkirakan mencapai 85 juta orang pada 2020 dengan tingkat pertumbuhan konsumen baru yang sebesar 5 juta orang setiap tahunnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya