Jejak Tsunami Dahsyat Ditemukan di Pesisir Jawa

Indriyani Astuti
10/7/2019 17:15
Jejak Tsunami Dahsyat Ditemukan di Pesisir Jawa
ANTARA FOTO/Ampelsa/pras/(Gua Tsunami Purba yang diperkirakan berusia 7.400 tahun di kawasan pantai, Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Jejak tsunami purba juga ditemukan di Jawa. )

DAERAH Selatan Pulau Jawa masuk dalam daerah rawan tsunami. Hal itu dibuktikan dari hasil riset yang dilakukan oleh beberapa ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Penelitian yang dilakukan peneliti LIPI Eko Yulianto lewat uji karbon menemukan deposit tsunami di pesisir Kulon Progo, Yogyakarta berusia 300 tahun. Diduga tsunami di daerah itu pernah terjadi pada 1699. Deposit lebih tua juga ditemukan berusia 1698 tahun, 2785 tahun, dan 3589 tahun. Deposit dengan usia lebih kurang sama, ditemukan di Lebak, Banten, hingga Cilacap, Jawa Tengah.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono temuan itu menunjukan adanya potensi gempa besar dan tsunami di sepanjang wilayah tersebut.

"Sepanjang Selatan Jawa mempunyai risiko tsunami tinggi," ujar Rahmat dalam acara temu media terkait Desa Tangguh Bencana di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Rabu (10/7).

Temuan tersebut, ucap Rahmat, menjadi dasar pentingnya penguatan kesiapsigaan masyarakat di Selatan Pulau Jawa. Ia membandingkan daerah di Selatan pulau Jawa dengan Sumatera Barat yang dianggap lebih siap dalam menanggulangi ancaman tsunami yang diprediksi berasal dari gempa besar segmen megathrust Mentawai. Hal itu sempat diungkapkan oleh peneliti LIPI Danny Hilman Natawidjaja, beberapa waktu lalu.

"Sumatera justru lebih siap dengan adanya tsunami Aceh bahwa ada Megrust Mentawai. Sudah siap sarana dan prasarana seperti shelter-shelter tsunami di Sumbar dan edukasi masyarakat," ucap Rahmat.

Berdasarkan kajian risiko bencana Indonesia, Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 584 desa di Selatan Pulau Jawa yang masuk dalam kategori wilayah kelas rawan sedang dan tinggi tsunami. Menurut Direktur Pemberdayaan Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Liliek Kurniawan, ada 600 ribu masyarakat yang bermukin di desa-desa tersebut.

"Dengan banyaknya jumlah penduduk, tsunami menjadi ancaman luar biasa yang banyak menelan korban apabila kapasitas masyarakat tidak dipekuat," ucapnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya