Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Berpotensi Kekeringan Panjang

Indriyani Astuti
04/7/2019 08:46
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Berpotensi Kekeringan Panjang
Ilustrasi(Antara )

DARI hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah sudah memasuki hari tanpa hujan (HTH) hingga 30 Juni. BMKG menyimpulkan bahwa sebagian besar Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat potensi kekeringan meteorologis dengan kriteria panjang hingga ekstrem.

Deputi Bidang Klimatologi Herizal mengatakan dari hasil analisis teridentifikasi adanya potensi kekeringan meteorologis yang tersebar di sejumlah wilayah. Untuk kategori awas (telah mengalami HTH di atas 61 hari) dan prakiraan curah hujan rendah kurang 20 mm dalam 10 hari mendatang dengan peluang kurang 70% antara lain Jawa Barat meliputi Bekasi, Karawang, dan Indramayu. Kemudian Jawa Tengah terdapat di  Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang, Semarang, dan Wonogiri, dan sebagian besar Jawa Timur

Sedangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta potensi kekeringan ada di Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, dan Sleman. Kemudian di Kabupaten Buleleng, Bali juga terancam kekeringan jangka panjang. Adapun di Nusa Tenggara meliputi Bima, Kota Bima, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Timur, Kota Kupang, Lembata, Belu, Sumba Timur, Rote Ndao, Sikka, dan Lembata.

Untuk kategori siaga atau daerah yang telah mengalami HTH lebih 31 hari dan prakiraan curah hujan rendah kurang 20 mm dalam 10 hari dengan peluang kurang 70% di Jakarta Utara dan Banten. Selain itu, daerah yang masuk dalam kategori waspada atau telah mengalami HTH kurang dari 21 hari dan prakiraan curah hujan rendah kurang 20 mm dalam 10 hari dengan peluang kurang 70% antara lain Aceh Besar, Pidie kan Bireuen, Aceh, Merangin, Batanghari dan Bengkayang, Way Kanan, Lampung, Pulangpisau, Kalimantan Tengah, Bengkayang, Kalimantan Barat, Bantaeng, Selayar dan Tangkahan, Sulawesi Selatan

"Selain itu monitoring terhadap perkembangan musim kemarau menunjukkan berdasarkan luasan wilayah. 37% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau dan 63% wilayah masih mengalami musim hujan," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (4/7).

Menurut BMKG, wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi Aceh bagian Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Pulau Jawa dan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan bagian Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian Selatan, Maluku, dan Papua bagian Selatan.

"Musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali. Beberapa daerah diprediksikan masih berpeluang mendapatkan curah hujan," imbuhnya.

baca juga: Daerah Diminta Aktif Pasok Air Bersih

Potensi curah hujan tinggi diindikasikan terjadi di sejumlah wilayah antara lain siaga prakiraan Curah Hujan kurang dari 200 mm dalam 10 hari dengan peluang kurang 70%, di Morowali, Banggai, dan Tojounauna, Sulawesi Tengah, dan di Yahukimo, Pegunungan Bintang, Asmat, Mimika, Jayawijaya, Nabire, dan Paniai, Papua.

BMKG mengimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah dan peningkatan potensi kebakaran. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya