Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PERPADUAN musik etnik Indonesia dan orkestra klasik Austria yang dipertunjukkan di Konzerthauss, Wina, Austria, Rabu (12/6) malam waktu setempat, sukses memukau publik Austria.
Para penonton memberikan tepuk tangan panjang di akhir setiap musik instrumental yang dimainkan serta lagu yang dinyanyikan.
Erwin Gutawa bertindak sebagai konduktor yang berkolaborasi dengan konduktor terkemuka Austria Johannes Vogel.
"Saya senang sekali bisa bermain di Austria, kiblat musik klasik dunia. Mudah-mudahan kolaborasi ini bisa menjadi alat diplomasi sosial kebudayaan antara Indonesia dan Austria," kata Erwin seusai pertunjukan.
Ethnochestra ialah perpaduan antara musik etnik Indonesia dan orkestra klasik Austria. Orkestra dimainkan Syncron Stage Orchestra Vienna, sedangkan musik etnik seperti kendang, saluang, rebana, serta perkusi etnik lainnya dimainkan sejumlah musisi etnik Indonesia.
Sejumlah penyanyi, yakni Gita Gutawa, Shandy Sondoro, Gabriel Harvianto, dan Woro Mustiko, tampil diiringi ethnochestra. Mereka menyanyikan antara lain lagu daerah seperti Pangkur Sagu dan Walangkekek, lagu Melayu Fatwa Pujangga, lagu patriotik Indonesia Jiwaku, serta lagu What a Wonderful World. Selain menyanyi, Woro Mustiko bahkan membawakan tarian, yakni tari Kedok.
Shandy Sondoro tampil atraktik dan interaktif ketika membawakan lagu Pangkur Sagu dari Papua. Dengan gayanya yang atraktif, Shandy sukses mengajak penonton bergoyang dan bertepuk tangan mengikuti irama musik. Lewat bahasa Jermannya yang fasih, ia mencoba berinteraksi dengan publik Austria.
Ethnochestra juga memainkan instrumental baik dari Indonesia seperti Swarna Dipa maupun instrumental klasik antara lain Wiener Blut karya Johann Strauss. Yang paling menarik perhatian penonton ialah ketika ethnochestra memainkan instrumental Tritsch Tratsch Polka karya Johan Strauss yang dipadu musik dangdut koplo. Penonton ikut bergoyang mengikuti irama musik polka bercampur koplo.
Konser bertajuk Ethnochestra, A Melody for Friendship ini diprakarsai Kedubes RI di Wina.
"Awalnya saya oleh Erwin Gutawa diperdengarkan rekaman musik etnik dipadu musik klasik. Saya pikir kenapa tidak kita wujudkan dalam satu pertunjukan di Wina," kata Dubes RI untuk Austria Darmansjah Djumala dalam sambutannya.
Ada idealisme diplomasi dalam ethnochestra.
"Ini perjumpaan musik tradisi dan klasik. East meets West," lanjut Djumala.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani juga hadir dalam pertunjukan ethnochestra ini.
"Kolaborasi internasional seperti ethnochestra merupakan kesempatan luar biasa untuk memperkuat interaksi antarbudaya sesama rakyat serta meningkatkan pengenalan musik dan kebudayaan Indonesia di dunia internasional," kata Puan ketika memberikan sambutan.(Usman Kansong dari Wina, Austria/X-10)
Pelaku diketahui merupakan warga Austria asal wilayah Graz dan pernah bersekolah di SMA Dreierschuetzengasse
Penembakan tragis di Sekolah Menengah Dreierschützengasse, Graz, Austria, menewaskan 10 orang. Warga menggelar doa bersama dan lautan lilin.
Austria berduka setelah penembakan massal di sekolah Graz menewaskan 11 orang, termasuk pelaku. Tragedi penembakan terburuk di Austria.
Sepuluh orang tewas dalam insiden penembakan di sekolah di kota Graz, Austria.
Penemuan mengejutkan di Distrik Simmering, Wina: sekitar 150 kerangka prajurit Romawi ditemukan di kuburan massal berusia dua ribu tahun.
DUTA Besar Israel untuk Austria, David Roet, mengusulkan eksekusi terhadap anak-anak Palestina yang terlibat dalam konflik bersenjata. Ini terungkap dalam video yang direkam secara rahasia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved