Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TIM Pengkaji pengusul gelar pahlawan nasional untuk Adipati Jepara abad ke-16, Ratu Kalinyamat, terus mengumpulkan bukti dan merumuskan argumen pendukung.
Koordinator Tim Pengkaji Ratno Lukito mengatakan sumber-sumber primer mengenai riwayat sang ratu dan kondisi Jepara masa lampau telah dikumpulkan.
Sumber catatan sejarah asli tersebut yakni buku Peregrinacao yang ditulis penjelajah Portugis, Fernao Mendes Pinto. Karya tersebut ditulis pada abad ke-16. Buku lainnya ialah Da Asia yang ditulis Diego de Couto dan Suma Oriental karya Tome Pires.
"Paling tidak kami sudah bisa buktikan Ratu Kalinyamat bukan mitos. Itu dibuktikan dengan buku sejarah para penulis luar. Sekarang bagaimana kita menyusun argumen dari bukti-bukti yang ada," kata Ratno yang juga Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu di Jakarta, Senin (15/4).
Ratno menyampaikan hal tersebut dalam diskusi kelompok terarah Menghidupkan Kembali Gagasan Menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional yang digelar Research Center Media Group.
"Kita juga akan menyusun argumen mengenai signifikansi Ratu Kalinyamat dalam konteks kebangsaan. Ratu Kalinyamat turut membangun basis bagi fondasi kebangsaan kita. Ia merupakan pemimpin perempuan yang berjuang melawan Portugis. Jepara dipimpin ratu juga membangun wilayahnya menjadi poros maritim di Nusantara," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Jepara Dukung Penuh Usulan Pahlawan Ratu Kalinyamat
Sebelumnya, usulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan dua kali namun kandas. Proses pengajuan kembali saat ini digagas Yayasan Dharma Bakti Lestari. Hingga kini, naskah akademik pengusulan dengan melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia masih terus disiapkan dan disempurnakan.
Ratno melanjutkan selain catatan sejarah, bukti lain yang akan diandalkan ialah keberadaan makam sang ratu di area Masjid Mantingan Jepara. Tantangannya ialah membuktikan artefak sejarah makam itu apakah benar-benar makam Ratu Kalinyamat. Menurut Ratno, kendala dalam pembuktian ialah karena tradisi dahulu makam tidak dituliskan namanya.
"Tetapi ada bukti pendukung lainnya bahwa ada nisan lain di sana yang terbukti merupakan makam Sultan Hadlirin yang merupakan suaminya. Kita libatkan arkeolog untuk membangun argumen ini," pungkasnya.(OL-5)
Raden Ajeng Kartini, seorang Pahlawan Nasional Indonesia, memperjuangkan hak pendidikan, kesetaraan gender, dan hak-hak perempuan di masa penjajahan Belanda.
Salah satu cara untuk memperingati hari Kartini, pejuang emansipasi wanita ini, adalah dengan menulis puisi yang menginspirasi tentang Kartini.
Tak hanya baju merah putih, untuk menggambarkan keberagaman budaya Indonesia, banyak orang memakai baju adat dari beragam wilayah di Indonesia untuk perayaan 17 Agustus
Pemerintah daerah selalu mengupayakan tokoh yang memiliki peran besar saat masa perjuangan bisa diusulkan menjadi pahlawan nasional
KH Abbas Abdul Jamil layak menyandang pahlawan nasional berkat jasa-jasanya dalam melawan penjajah.
Filosofinya, bukan sebatas mengobati pasien, melainkan membuat masyarakat hidup sehat, sejahtera, dan bahagia.
Dalam buku indeks yang dibuat secara khusus untuk membantu menelusuri kata “Rainha de Jepara” (Ratu dari Jepara), ditemukan dua jilid dari menuliskan “Rainha de Jepara”.
Pemkab Jepara sudah dua kali mengusulkan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional
TIM pengusul gelar pahlawan nasional untuk Adipati Jepara abad ke-16, Ratu Kalinyamat, terus mengumpulkan bukti dan merumuskan argumen pendukung.
Sejarawan Indonesia pasti mengenal Prof MC Ricklefs (ahli sejarah Indonesia) berkewarganegaraan Australia yang terlahir di Amerika.
Ratu Kalinyamat sesungguhnya mencerminkan sosok perempuan pejuang yang sudah memiliki wawasan bahwa Nusantara sejatinya adalah negeri maritim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved