Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tim Pengkaji Ratu Kalinyamat Konsolidasikan Bukti

Dhika Kusuma Winata
15/4/2019 20:00
Tim Pengkaji Ratu Kalinyamat Konsolidasikan Bukti
Sekda Jepara Sholih (kanan) bersama Wakil Dekan III FIB UNDIP Alamsya (kiri) dan Guru Besar Perbandingan Hukum UIN Sunan Kalijaga Jogjakrta(MI/Mohamad Irfan)

TIM Pengkaji pengusul gelar pahlawan nasional untuk Adipati Jepara abad ke-16, Ratu Kalinyamat, terus mengumpulkan bukti dan merumuskan argumen pendukung.

Koordinator Tim Pengkaji Ratno Lukito mengatakan sumber-sumber primer mengenai riwayat sang ratu dan kondisi Jepara masa lampau telah dikumpulkan.

Sumber catatan sejarah asli tersebut yakni buku Peregrinacao yang ditulis penjelajah Portugis, Fernao Mendes Pinto. Karya tersebut ditulis pada abad ke-16. Buku lainnya ialah Da Asia yang ditulis Diego de Couto dan Suma Oriental karya Tome Pires.

"Paling tidak kami sudah bisa buktikan Ratu Kalinyamat bukan mitos. Itu dibuktikan dengan buku sejarah para penulis luar. Sekarang bagaimana kita menyusun argumen dari bukti-bukti yang ada," kata Ratno yang juga Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu di Jakarta, Senin (15/4).

Ratno menyampaikan hal tersebut dalam diskusi kelompok terarah Menghidupkan Kembali Gagasan Menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional yang digelar Research Center Media Group.

"Kita juga akan menyusun argumen mengenai signifikansi Ratu Kalinyamat dalam konteks kebangsaan. Ratu Kalinyamat turut membangun basis bagi fondasi kebangsaan kita. Ia merupakan pemimpin perempuan yang berjuang melawan Portugis. Jepara dipimpin ratu juga membangun wilayahnya menjadi poros maritim di Nusantara," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Jepara Dukung Penuh Usulan Pahlawan Ratu Kalinyamat

Sebelumnya, usulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan dua kali namun kandas. Proses pengajuan kembali saat ini digagas Yayasan Dharma Bakti Lestari. Hingga kini, naskah akademik pengusulan dengan melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia masih terus disiapkan dan disempurnakan.

Ratno melanjutkan selain catatan sejarah, bukti lain yang akan diandalkan ialah keberadaan makam sang ratu di area Masjid Mantingan Jepara. Tantangannya ialah membuktikan artefak sejarah makam itu apakah benar-benar makam Ratu Kalinyamat. Menurut Ratno, kendala dalam pembuktian ialah karena tradisi dahulu makam tidak dituliskan namanya.

"Tetapi ada bukti pendukung lainnya bahwa ada nisan lain di sana yang terbukti merupakan makam Sultan Hadlirin yang merupakan suaminya. Kita libatkan arkeolog untuk membangun argumen ini," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya