Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rano Karno Memilih tanpa Mengecewakan

Abdillah Muhammad Marzuqi
03/4/2019 23:10
Rano Karno Memilih tanpa Mengecewakan
Rano Karno(MI/Rommy Pujianto)

KARAKTER si Doel sangat lekat dengan aktor sekaligus sutradara Rano Karno, 58. Bahkan ketika usianya baru 12 tahun, ia telah memerankan si Doel dalam film Si Doel Anak Betawi (1972) karya Sjumandjaja yang diangkat dari cerita Aman Datuk Madjoindo.

Sejak itu, prestasinya pun mulai kelihatan di dunia hiburan. Ia pun merambah dunia lain, seperti menyanyi hingga masuk ke gelanggang politik. Akan tetapi, ketika memutuskan meniti karier di dunia politik hingga menjabat wakil gubernur kemudian Gubernur Banten, namanya nyaris tidak terdengar di panggung hiburan.

Belakangan, ia kembali lagi ke layar lebar. Laki-laki kelahiran 8 Oktober 1960 itu bersiap meluncurkan film Si Doel the Movie 2. Dalam garapan terbarunya, Rano menjadi pemain, sutradara, sekaligus penulis naskah.

Putra almarhum aktor kawakan Soekarno M Noer itu mengaku mencintai pekerjaannya di dunia hiburan. Ia tidak lupa bagaimana ia merintis karier di dunia hiburan sejak masih kanak-kanak.

Ia mengakui banyak hal yang telah ia hadapi. Satu-satunya yang membuatnya masih eksis di dunia hiburan ialah karena ia mencintai pekerjaannya. Bahkan, beberapa waktu lalu Rano menyabet penghargaan bergengsi sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik pada ajang Indonesia Movie Actors (IMA) Awards 2019.

Penghargaan itu diberikan kepada Rano yang dinilai bagus dalam berakting memerankan sosok Kasdullah atau Doel di film Si Doel the Movie (2018). "Pekerjaan ini harus dengan cinta. Kalau enggak ada rasa cinta, susah," ujarnya.

Dalam film itu Rano juga menyelipkan pesan tidak hanya untuk pencinta si Doel, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia yang sebentar lagi menghadapi pesta untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin bangsa.

Berkaca pada cerita Si Doel the Movie 2 yang masih menyambung kisah cinta segitiga antara Doel, Zaenab, dan Sarah. Doel, tidak bisa tidak, harus memilih. Menurutnya, tidak memilih bukan solusi. Di sisi lain, Doel tidak ingin mengecewakan salah satunya, ketika ia memilih yang lain.

"Sebetulnya, itu yang paling sulit. Tapi harus dia (si Doel) pilih. Bagaimana caranya, pasti ada solusi," tegas aktor yang sudah mulai akrab dengan dunia hiburan sejak usia 9 tahun itu.

Rano mengaku kesulitan untuk membentuk alur cerita si Doel. Namun, tema cinta segitiga dan keluarga menjadi sentral. Si Doel masih harus berhadapan dengan dua pilihan antara Zaenab dan Sarah.

Rano juga berusaha untuk menghidupkan karakter Doel yang tidak ingin mengecewakan siapa pun. Pada akhirnya, Doel pun harus memilih.

"Apalagi karakter si Doel, dia harus menghargai sesorang. Dia harus menghormati seseorang walaupun suatu saat dia pasti akan mengecewakan seseorang (lainnya). Tapi bagaimana caranya dia tidak membuat orang sakit hati, itu yang sulit nulisnya," tutur Rano.

 

Harus memilih

Soalan pilihan itulah yang juga menjadi titik berangkat Rano untuk tidak sekadar bercerita tentang Doel, tetapi juga dalam kerangka lebih luas, yakni persoalan berbangsa dan bernegara. Hanya tinggal belasan hari lagi bangsa Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi dalam Pemilu 2019. Saat itu, memilih ialah keharusan.

"Itu akan menjadi pesan. Suatu saat kita harus memilih, pasti. Pilihan itu hak," lanjutnya.

Rano juga berpesan apa pun pilihannya agar tidak menjadi akar dan sumber konflik. Momen memilih, menurutnya, ialah rutinitas. Selesai dengan satu pilihan, sudah menanti pilihan berikutnya. Yang paling penting ialah tidak saling menghujat karena setelah momentum pemilihan, semua akan kembali seperti semula. Kembali hidup seperti biasa.

"Yang penting enggak saling menghujat karena setelah kita selesai memilih, sebuah pesta selesai. Kita hidup biasa lagi," pungkasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya