Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

KLHK: DAS Citarum masih Perlu Rehabilitasi

Dhika Kusuma Winata
26/3/2019 17:57
KLHK: DAS Citarum masih Perlu Rehabilitasi
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya menyiram pohon Manglid usai ditanam di Hulu Sungai Citarum, Kertasari.(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

DIREKTUR Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) IB Putera Parthama mengatakan revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum masih perlu banyak perbaikan. Pasalnya, dari segi vegetasi atau tutupan lahan DAS Citarum, sebagian besar tergolong rusak.

"Kondisinya sebagian besar masih rusak vegetasinya kecuali yang di daerah pegunungan. Rehabilitasi hutan dan lahan di sana dilakukan setiap tahun tetapi luasannya relatif kecil. Tahun lalu sekitar 1.000 hektare direhabilitasi dan tahun ini lebih besar dialokasikan rehabilitasi sekitar 9.700 hektare," kata Putera di Jakarta, Selasa (26/3).

Ia menerangkan rehabilitasi vegetasi hutan pada hulu Citarum diperbesar untuk meningkatkan daya dukung lingkungannya. Hal itu dilakukan dengan kegiatan penanaman pohon. Meski begitu, ujar Putera, dampak dari penanaman memang membutuhkan waktu.

"Paling tidak lima tahun baru rehabilitasi bisa dirasakan dampaknya," ucapnya.

Baca juga: KLHK Fokus Tangani DAS Citarum

Sementara itu, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah mengatakan kualitas air di sejumlah titik Sungai Citarum mulai membaik.

"Secara umum membaik karena di beberapa titik pemantauan kualitas airnya membaik. Sampah juga sudah jauh berkurang," ujarnya.

Ia mengatakan kementerian telah memiliki program untuk mendorong percepatan pengendalian pencemaran Sungai Citarum, seperti program penurunan beban pencemar industri, stasiun pemantauan kualitas air, penanganan sampah terpadu serta dukungan penegakan hukum.

Pihaknya juga sudah membangun sejumlah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) menurunkan beban pencemaran berasal dari kegiatan mandi dan cuci warga (grey water) yang selama ini dibuang langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya