Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ARCH:ID, sebagai platform tahunan bagi para arsitek Indonesia, kembali menghadirkan ruang pertemuan, kolaborasi, dan apresiasi dalam ARCH:ID yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Banten pada 8-11 Mei 2025 di ICE BSD. Tahun ini, ARCH:ID memberikan penghormatan khusus kepada sosok yang telah mewarnai perjalanan arsitektur dan tata kotaIndonesia, Pak Danis.
Siapa Pak Danis? Pak Danis merupakan sapaan akrab bagi Prof. (Em. ITB) Ir. Mohammad Danisworo, M.Arch., MUP, Ph.D. Bukan sekadar seorang arsitek, Pak Danis adalah pemikir kotayang visinya telah menuntun banyak arah pembangunan perkotaan di Indonesia. Ia dikenal melalui karya, kritik, dan gagasan yang melampaui bentuk fisik bangunan, dan menyentuhaspek kemanusiaan, ekonomi, dan budaya ruang kota.
Program Director ARCH:ID 2025, Ar. Firman Herwanto, IAI, menjelaskan sosok Pak Danis sangat layak untuk diangkat karena kontribusinya. “Pak Danis adalah sosok sentral dalam perkembangan perkotaan dan arsitektur di banyak kota di Indonesia, melalui karya, kritik, maupun rekomendasinya bagi pengembangan kawasan dan arsitektur,” ujar Firman.
Pameran ini menyajikan napak tilas yang merekam jejakpemikiran dan perjalanan karier Pak Danis, mulai dari dindingtimeline yang menampilkan kiprahnya, hingga kutipan reflektif di awal area pameran yang berbunyi: “Arsitektur adalahmanifestasi tanggung jawab arsitek dalam perubahanperadaban masyarakat ke arah yang lebih baik.” Kutipan ini menjadi pengantar bagi pengunjung untuk menelusuri lebihdalam gagasan besar yang ia tinggalkan.
Salah satu elemen paling menarik pengunjung diajak untuk membaca empat buah puisi karya Pak Danis yang pernah dimuat dalam buku ITB Berpuisi. Keempat puisi ini menyuarakan pemikirannya bahwa kota adalah cerminan peradaban yang terbentuk dari proses panjang interaksi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dalam wajah kota—termasuk kampung dan jalan—terpancar dinamika dan kontradiksi yang justru perlu dipahami, bukan disingkirkan, demi mewujudkan kota Indonesia yang adil, manusiawi, dan berjati diri.
Tak hanya sisi intelektual, pameran ini juga menampilkan cabinet of curiosity berupa loker yang berisi trivia mengenai kehidupan pribadi dan profesional Pak Danis. Pengunjung diajak mengenal sosok Pak Danis secara lebih intim, dari masa kecilnya, inspirasinya menjadi arsitek, sampai dengan perspektifnya dalam mengumpulkan referensi dalam ruang kota selama perjalanannya.
Antusiasme pengunjung, khususnya mahasiswa dan arsitek muda, sangat terasa di lokasi. Salah satu lulusan Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung, Alicia Elena mengaku sangat terkesan dengan pameran ARCH:ID.
“Banyak story yang selama ini cuma saya dengar sepotong-sepotong saja. Tapi di pameran, saya bisa jadi lebih mengenal sosok hebat Pak Danis lewat pojok biografinya. Saya senang bisa melihat banyak karya Pak Danis, apalagi ada sentuhan personal dari sosok Pak Danis yang dituangkan dalam bentuk puisi,” ujar Elena.
Rekan-rekan sejawat yang hadir pun memberikan testimoni penuh hormat terhadap warisan pemikiran Pak Danis. Heru Absoro, yang saat menjabat di Dinas Tata Kota DKI Jakartapernah bekerja sama dengan Pak Danis, menyebutkan bahwakeunggulan Pak Danis adalah kemampuannya membawa arsitektur ke dalam pembahasan tiga dimensi, termasuk aspekekonomi kota yang sering diabaikan oleh arsitek muda. “Keuntungan arsitek adalah bisa membahas konsep sampai 3 dimensi,” tuturnya saat mengenang Pak Danis.
Sementara itu, Dr. Ir. Ar. Woerjantari K. Soedarsono, M.T., IAI, GP, dosen SAPPD ITB sekaligus mantan murid Pak Danis, mengenang pengalaman berharga saat ia diajak mendalami kawasan pejalan kaki di Jalan Thamrin. “Pak Danis membuka wawasan kami bahwa arsitek tak bisa berkacamata kuda—semua elemen kota saling terkait,” tuturnya.
Melalui pameran ini, ARCH:ID 2025 tidak hanya memberikan penghormatan tetapi juga ajakan untuk meneruskan semangat Pak Danis—membangun kota yang memanusiakan manusia. Kiprahnya telah menyentuh kehidupan banyak orang, baik dalam profesinya sebagai arsitek dan ahli rancang kota, maupun dalam interaksinya sehari-hari. (H-2)
Studio Folio bukan sekadar platform pameran, tetapi sebuah ekosistem terbuka tempat kolaborasi, diskusi, dan pertukaran ide terjadi secara aktif.
Pameran ini menjadi debut pertama Iurum di Indonesia, sekaligus pameran tunggalnya yang ke-10 secara global.
Sebagai “The Home of World Class Brands”, IndoBuildTech Expo 2025 menjadi platform interaksi bisnis onsite utama bagi lebih dari 550 Exhibitors.
Grand Ballroom Vivere Hotel, Artotel Curated hadir menjadi pilihan istimewa untuk menjadi saksi awal kisah cinta yang baru dengan menghadirkan ruangan elegan dan hangat.
Pameran Artjog, lanjut Irene, juga mencoba melampaui tujuan komersial semata dengan visi yang lebih luas, yaitu memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
Di Indonesia hanya ada 5.910 arsitek yang memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA).
Presiden menyerukan kepada semua pihak untuk menjaga kerukunan. Prabowo mengatakan hanya dengan perdamaian Indonesia akan sejahtera, adil dan makmur.
Kayu yang tersertifikasi FSC memastikan bahwa kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Sebanyak 10 asitek dan pengembang atau developer dianggap telah berkontribusi dalam pengembangan berkelanjutan di tanah air.
Perjalanan ini bertujuan berbagi wawasan antara arsitek serta desainer interior Indonesia dengan pakar dan rekan seprofesi di Eropa, khususnya dalam memahami perkembangan warna.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved