Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Maizura Jelaskan Apa Itu Uang Panai, Diangkat di Film Jodoh 3 Bujang

Fathurozak
13/6/2025 17:03
Maizura Jelaskan Apa Itu Uang Panai, Diangkat di Film Jodoh 3 Bujang
Maizura memperlihatkan poster film Jodoh 3 Bujang di Jakarta, Jumat (13/6/2025).(MI/ Fathurrozak)

AKTRIS Maizura akan kembali bermain film terbaru berjudul Jodoh 3 Bujang, yang mengangkat latar kultur Bugis-Makassar. Maizura memang merupakan aktris yang lahir dan besar di Makassar, Sulawesi Selatan.

 

Di film Jodoh 3 Bujang, Maizura memerankan karakter Nisa, yang telah berpacaran selama hampir empat tahun bersama Fadly (Jourdy Pranata). Namun, menjelang lamaran Fadly, justru orangtua Nisa menerima lamaran dari pria lain yang dinilai. Sang pria menawarkan uang panai Rp500 juta, 10 kali lipat lebih besar dari yang dibawa Fadly dan keluarganya.

 

Maizura pun memberikan pandangannya tentang uang panai, yang menjadi tradisi dalam pernikahan adat Bugis. Aktris berusia 25 tahun ini menjelaskan bahwa uang panai itu adalah mahar adat di suku Bugis, serupa mas kawin.

 

“Tapi kalau di Makassar namanya uang panai dan memang lebih kompleks, karena angkanya itu ditentukan dari strata sosial si perempuan, baik itu dari pendidikannya setinggi apa, terus dari latar belakang keluarganya, apakah si perempuannya itu datang dari latar belakang keturunan Raja-Raja Bugis, atau orang kaya, atau pejabat, orang besar, nah itu yang akan menentukan uang panainya,” buka Maizura saat wawancara di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis, (12/6).

 

Salah Persepsi tentang Uang Panai

Dalam realitasnya, Maizura melihat uang panai kerap kali menjadi sumber konflik jika tidak sesuai harapan dari kedua pihak keluarga calon pengantin. Ia pun menegaskan agar uang panai jangan dipersepsikan seperti jual-beli anak. Uang panai sebenarnya adalah simbol cinta untuk perempuan Bugis.

 

“Banyak banget persepsi yang salah tentang uang panai, kayak jual-beli anak. Sebenarnya enggak. Jadi di Bugis itu perempuan sangat dijunjung tinggi, perempuan sangat dihormati, dan cara mereka untuk menghargainya adalah dengan hal uang panai ini. Uang panai ini adalah penghargaan dari pihak laki-laki ke perempuan dan keluarganya,” jelas Maizura.

 

Ia menekankan bukan perkara nominal yang terpenting dalam uang panai, namun bagaimana cara menyeimbangkan antara tradisi dan realitas yang ada. Ia menilai, niat baik untuk menikah seharusnya tidak kalah dengan angka atau nominal rupiah dalam uang panai.

 

“Kalau aku sih enggak pernah ngitung tapi kalau ada yang nanyain, itu terserah papaku lah mau berapa. Mau Rp50 juta, mau Rp100 juta, mau Rp1 miliar, yang penting menurut aku jangan datang dengan hanya bawa duit tapi bawa karakter dan niat yang baik, dan bawa tanggung jawab. Karena menurut aku uang bisa dicari,” ungkapnya.

 

“Apalagi zaman sekarang perempuan udah pada mandiri. Mereka udah bisa mapan secara finansial dengan dirinya sendiri. Terpenting adalah pasangan yang hadir secara emosional, dia bener-bener serius dan datang dengan niat yang mau bangun rumah tangga. Menurut aku itu jauh lebih mahal,” tutupnya.

 

Plot film Jodoh 3 Bujang mengikuti kisah tiga bujang bersaudara, Fadly, Kifly, dan Ahmad yang diminta orangtuanya untuk nikah kembar karena keterbatasan biaya dalam memenuhi tradisi. Namun, idaman hati Fadly tiba-tiba dijodohkan orangtuanya dengan laki-laki yang lebih mapan. Fadly harus menemukan jodoh penggantinya di waktu singkat yang tersisa, atau pernikahan kembar mereka terancam batal. Film Jodoh 3 Bujang tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya