Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
SAGA atau kisah panjang tentang kepemilikan hak rekaman master enam album Taylor Swift telah berakhir. Kini, Swift resmi secara penuh memegang hak rekaman master karya-karyanya setelah membelinya dari Shamrock.
Kisah rekaman master enam album milik Taylor Swift yang berpindah-pindah hak kepemilikan bermula pada Juni 2019, ketika Ithaca membeli Big Machine Label Group, yang memegang hak cipta rekaman master (asli) dari enam album pertama Swift, dengan nilai diperkirakan USD300 juta. Katalog lagu Swift diperkirakan bernilai setidaknya setengah dari jumlah tersebut pada saat itu. Rekaman master milik Swift kemudian dimiliki oleh Shamrock saat firma keuangan tersebut membelinya pada 2020.
Selama bertahun-tahun, Swift secara terbuka menyatakan ketidakpuasannya terhadap perputaran hak cipta lagunya dan pada 2019, ia mulai merekam ulang album-albumnya yang dirilis di bawah label Big Machine untuk mengembalikan kendali atas lagunya dari segi komersial.
Swift memulai proyek Taylor’s Version untuk merekam ulang keenam album yang hak rekaman masternya tak dimilikinya. Perjalanan dimulai dengan Fearless (Taylor’s Version) pada April 2021, diikuti oleh Red (Taylor’s Version) pada November 2021. Pada 2023, ia merilis Speak Now (Taylor’s Version) dan 1989 (Taylor’s Version), yang masing-masing menduduki puncak chart Billboard 200.
Para penggemar masih menantikan rekaman ulang album debutnya yang berjudul sama dan album Big Machine terakhirnya, Reputation. Sejak meninggalkan Big Machine pada November 2018, Swift telah merilis lima album tambahan melalui Republic Records: Lover (2019), Folkore (2020), Evermore (2020), Midnights (2022), dan The Tortured Poets Department (2024).
Ia juga memulai dan menyelesaikan tur konsernya yang ikonik, Eras Tour, yang mengubah aturan tentang apa yang bisa dilakukan dalam sebuah tur konser, dan secara signifikan meningkatkan streaming serta penjualan seluruh katalog musiknya, termasuk versi rekaman ulang (Taylor’s Version).
Meskipun detail kesepakatan tentang pembelian kembali hak rekaman master dari Shamrock tidak diungkapkan, mengutip dari Billboard, Sabtu (31/5), sumber yang dekat dengan negosiasi mengatakan Swift membayar harga mendekati USD360 juta yang dibayarkan Shamrock pada 2021 atas hak kepemilikan rekaman master. Artinya, Shamrock tidak mendapatkan keuntungan signifikan dari penjualan aset tersebut. Namun, firma keuangan yang terkait dengan Disney itu tetap meraih keuntungan sekitar USD100 juta secara total selama lebih dari tiga tahun kepemilikannya atas rekaman tersebut.
Enam album dan dua album live yang direkam Swift saat ia terikat kontrak dengan Big Machine menghasilkan rata-rata sekitar USD60 juta per tahun secara global dari 2022 hingga 2024, menurut perkiraan Billboard berdasarkan data Luminate. Biaya distribusi, pemasaran, dan pembayaran royalti kepada Swift kemungkinan menghabiskan sekitar 50% dari pendapatan tersebut, dengan keuntungan tahunan yang didapat Shamrock sekitar USD30 juta per tahun.
Pada 2023, Billboard melaporkan rekaman ulang album Swift, Fearless (Taylor’s Version) dan Red (Taylor’s Version), jauh lebih populer daripada versi aslinya sejak versi baru dirilis. Fearless (Taylor’s Version) menghasilkan tiga kali lipat unit album setara dibandingkan versi asli, dan Red (Taylor’s Version) hingga 10 kali lipat versi asli.
Menurut Luminate, secara keseluruhan, katalog album Swift telah mengumpulkan setara 116,77 juta unit album di Amerika Serikat sepanjang tahun, mulai dari album debutnya yang berjudul sama pada tahun 2006. Dia telah menjual 54 juta album di AS dan menghasilkan 70,746 miliar streaming.(M-2)
Swift pun menghormati Shamrock dan mengatakan dalam proses pembelian hak rekaman master untuk enam album Swift berjalan secara transparan dan adil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved