Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SETELAH mencuri perhatian lewat sejumlah single yang menyentuh hati, penyanyi sekaligus penulis lagu asal Indonesia, Gan Bagaskara, kembali dengan karya terbarunya yang kali ini dikemas lebih berani dan emosional.
Dalam single terbarunya Bukan Film Favorite, Gan menggandeng produser musik Deka untuk menghadirkan kolaborasi yang menjadi langkah awal dari warna musik baru yang lebih segar dan relate dengan cerita cinta generasi masa kini.
Dikenal dengan gaya bermusik Pop Modern dan lirik-lirik yang diambil dari pengalaman pribadi, Gan Bagaskara tetap mempertahankan identitas musikalnya.
Namun, lewat Bukan Film Favorite, ia dan Deka menyuntikkan nuansa yang lebih cerah dan playful tanpa kehilangan kedalaman emosional.
Lagu ini mengajak pendengar untuk tertawa dalam kesedihan, menghadapi patah hati dengan cara yang jujur dan ringan.
Bukan Film Favorite bercerita tentang seseorang yang dihantui masa lalu. Ketika mantan kekasih mengunggah video bersama pacar barunya—dengan latar tempat, suasana, dan lagu yang sama persis seperti kenangan bersama dulu—luka yang belum sembuh terasa kembali.
Tema ini sangat relate dengan fenomena percintaan di era digital, di mana media sosial kerap menjadi pemicu gagalnya “move on”.
Single ini merupakan pembuka dari proyek EP yang tengah disiapkan oleh Gan Bagaskara dan Deka.
Mereka berdua sepakat untuk membawa tema yang segar, jujur, dan relevan, menghadirkan warna baru dalam industri musik Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya memperluas audiens Gan Bagaskara, tetapi juga mengangkat standar karya musik pop lokal.
Bukan Film Favorite akan resmi dirilis pada 14 Mei 2025 dan dapat dinikmati di seluruh digital streaming platform. Mulai dari Spotify, Apple Music, YouTube Music, hingga TikTok dan Instagram Reels, lagu ini siap menjadi soundtrack baru untuk mereka yang sedang mencoba berdamai dengan masa lalu. (Z-1)
Arah Pulang dari Orkes Bada Isya adalah lagu tentang kehilangan arah, tapi juga tentang keyakinan bahwa arah itu selalu ada.
Kata Nang, yang diambil dari Bahasa Batak, merupakan panggilan sayang untuk seorang perempuan—bentuk pendek dari Nangku yang berarti sayangku atau cintaku.
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved