Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SETIAP peristiwa yang terjadi di muka bumi ini tidak terlepas dari kisah yang menarik. Tak terkecuali tragedi pemboman yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.
Penyerangan bom atom yang dilakukan Amerika kepada Jepang itu memberikan catatan sejarah yang tak terlupakan. Bahkan, banyak film yang dibuat berdasarkan tragedi tersebut.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan dan mengetahui lebih dalam tentang cerita dari tragedi jatuhnya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki.
Baca juga : Ini Perbedaan Bom Atom dan Bom Nuklir
The Beginning or the End adalah sebuah film dokumenter yang disutradarai Norman Taurog dan ditulis oleh Frank 'Spig' Wead, dan dirilis pada tahun 1947. Film tersebut merupakan dramatasi penciptaan bom atom di Proyek Manhattan yang berujung pada penyerangan Hiroshima. Meskipun ada perdebatan mengenai keakuratan sejarah, The Beginning or the End dianggap sebagai drama dengan naskah dan produksi yang dianggap unik pada masanya.
Hiroshima (1953) adalah sebuah film drama Jepang yang ditulis Hideo Sekigawa dan Yasutaro Yagi. Film ini didasarkan pada buku Children Of The A Bomb: Testament Of The Boys And Girls Of Hiroshima. Film sejarah ini memperlihatka dampak bom atom terhadap masyarakat.
Film ini bercerita tentang sekelompok guru, murid-muridnya, dan keluarga mereka, enam tahun setelah pengeboman di Hiroshima. Masih ada ribuan cameo lainnya yang menampilkan kengerian pengalaman menjadi seorang penyitas akibat bom tersebut.
Baca juga : Rayn Wijaya mengaku Pernah Diajar Guru Galak Saat Sekolah
Film yang berdasarkan novel ini berlatar lima tahun setelah pemboman Hiroshima. Black Rain menawarkan gambaran tentang seorang penyintas yang selamat dari pemboman dan harus melanjutkan hidupnya dengan banyaknya efek samping dari ledakan tersebut.
Film ini dengan berani menggambarkan ketidakadilan besar yang harus dialami para penyintas. Yosuko yang menjadi pemeran utama perempuan dalam film tersebut disebut-sebut banyak mendapat diskriminasi karena posisinya sebagai penyitas.
Banyaknya penyintas yang mengidap penyakit akibat radiasi bom atom membuat semua orang menghindari mereka. Film hitam putih ini sukses memperlihatkan dampak lanjutan dari pengeboman tersebut, bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut.
Baca juga : Ersya Aurelia Menikmati Bintangi Film Horor
Film Fat Man and Little Boy (1989) merupakan film sejarah yang menceritakan tentang Proyek Manhattan dalam upaya menciptakan bom atom pertama pada masa Perang Dunia II.
Film ini disutradarai Roland Joffe dan ditulis Bruce Robinson. Cerita film Fat Man and Little Boy fokus pada dua karakter utama, Brigadir Jenderal Leslie R. Groves dan seorang ilmuwan muda brilian, J. Robert Oppenheimer. Sepanjang perjalanannya, film tersebut menampilkan perjalanan dan perjuangan sekelompok ilmuwan dan tentara selama penciptaan senjata mengerikan tersebut. Kemudian setelah proyek Manhattan selesai, dua bom tersebut dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki.
Film yang disutradarai Akira Kurosawa ini bercerita tentang Kane, seorang perempuan tua yang selamat dari bom Nagasaki. Ledakan yang menyebabkan dia kehilangan suaminya membuat Kane mengalami luka trauma serius. Film itu menunjukkan bagaimana insiden kelam itu menghantui Kane, bahkan di usia tuanya.
Greatest Events of WWII in Colour merupakan serial dokumenter yang terdiri dari 10 episode. Film ini menceritakan banyak peristiwa penting selama Perang Dunia II.
Pada episode 10, serial yang tayang di Netflix ini menceritakan tentang bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945 oleh militer Amerika Serikat. (Z-3)
Kota itu tetap pada keputusannya untuk tidak mengundang Israel dalam acara peringatan pengeboman atom Amerika Serikat (AS) di Jepang selama Perang Dunia II.
Pemerintah daerah di provinsi Nagasaki pada hari Rabu mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengundang Israel ke konferensi tahunannya untuk memperingati pemboman nuklir AS terhadap Jepang.
PULUHAN pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di luar kantor misi diplomatik Washington, Tokyo, memprotes penentangan AS terhadap keputusan Pemerintah Kota Nagasaki untuk menolak Israel.
Meski mirip, bom atom dan nuklir itu berbeda. Ini penjelasannya.
Buku-buku ini terinspirasi dari peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki dari berbagai perspektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved