Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Narji Senang Belajar Humor Rusia hingga Tiongkok Sejak Sekolah Dasar

Devi Harahap
11/11/2023 10:30
Narji Senang Belajar Humor Rusia hingga Tiongkok Sejak Sekolah Dasar
Komedian Narji(ANTARA/Muhammad Iqbal)

KOMEDIAN Narji menceritakan pengalamannya saat pertama kali bersentuhan dengan dunia lawak dan tertarik menjadi pelawak. Hal itu disebutkan terjadi saat usianya masih belia dan duduk di bangku sekolah dasar.

“Jadi percaya nggak percaya, saya itu ngelawak mulai dari kelas 4 SD. Waktu itu saya sadar bentukan badan kok begini, teman saya tumbuhnya ke atas seperti apartemen, tapi kenapa saya tumbuh ke samping seperti kontrakan,” jelasnya sembari tertawa seperti dilansir dari podcast Rhoma Irama, Jumat (11/10).

Merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya, Narji merasa harus mengasah kemampuan yang ada pada dirinya untuk meningkatkan kapasitas dan nilainya sebagai seorang manusia. Keseriusan Narji kecil terhadap dunia lawak ditunjukan lewat bacaan buku-buku dan audio kaset mengenai lawakan internasional.

Baca juga: Megan Fox Ungkapkan Perjuangannya dengan Cinta, Nafsu, dan Patah Hati

“Hal itu membuat saya sadar. Maka, saya ingin jadi pelawak aja (karena bentuk badan mendukung). Saya lihat bentuk pelawak itu kan aneh-aneh. Akhirnya saya ngumpulin kaset lawak dan saya cari literasi-literasi tentang humor Rusia dan humor Tiongkok,” ungkapnya.

Menurut Narji, setiap negara memiliki bentuk dan motif humor yang berbeda-beda. Dijelaskan bahwa humor-humor di Rusia lebih banyak menggunakan kecakapan logika, sementara humor Tingkok, lebih sering memainkan gestur tubuh.

“Umpamanya (di Rusia) seperti ini “eh mancing di sana kenapa airnya segini, tapi ikannya segini,” padahal menurut kita itu nggak lucu tapi buat orang Rusia itu lucu banget. Sedangkan humor-humor Tiongkok itu lebih banyak ke slapstick umpamanya lebih ke bentuk tubuh atau wajah orang yang diubah,” jelasnya.

Baca juga: Inilah Sosok Di Balik Gemerlapnya Pesta Ulang Tahun Ashanty 

Mantan personel grup lawak Cagur itu mengatakan dirinya sudah melakoni profesi pelawak secara amatiran sejak kelas 4 SD dengan membentuk grup lawak bersama teman-temannya.

“Saya mulai ngelawak di acara naik-naikan kelas SD dan saat acara api unggun Pramuka. Saat itu sudah punya grup lawak, lalu pada 1991 ada lomba lawak untuk anak-anak namanya PIT Indonesia Year, pesertanya anak-anak kecil semua, kita di sana juara umum tingkat Kabupaten Tangerang,” ungkapnya.

Kendati telah mendapatkan prestasi dalam kejuaran lawak sejak belia, pria kelahiran 10 Agustus 1977 itu sempat vakum dari aktivitas lawak saat memasuki masa SMP dan SMA lantaran tidak ada lagi partner yang bisa diajak berlatih dan melawak. Kebiasaan itu akhirnya kembali dijalankan Narji saat menginjak bangku kuliah.

“Saya nggak punya partner melawak saat itu akhirnya vakum. Lalu, saat kuliah masuk IKIP (Sekarang UNJ), saya bertekad mau nerusin jadi pelawak, di situ saya ketemu dengan Deni dan Sapto. Saya pernah berjanji kalau saya masuk IKIP, apapun komunitas yang saya bikin, harus dikasih nama Cagur (Calon Guru) karena IKIP dulu kan pabriknya guru,” ujarnya.

Pada momen tersebut, Narji dan dua kawannya yang tergabung dalam grup Cagur, mencoba peruntungan dalam berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh stasiun televisi swasta.

“Tahun 1997, di situlah kami ikut lomba dan menjadi juara nasional lawak untuk tingkat mahasiswa. Jadi acara itu diselenggarakan oleh salah satu stasiun TV swasta. Lalu dari sana saya sudah mau mulai kembali serius mendalami dunia pelawak,” ungkapnya.

Kendati demikian, pria 46 tahun itu mengatakan pada masa tersebut, grup lawak yang dibangunnya harus mengganti formasi anggota berkali-kali karena berbagai alasan dan kendala.

“Di pertengahan Jalan, Sapto harus keluar karena pindah ke Indonesia timur. Akhirnya tinggal berdua lalu masuk anggota baru namanya Bedu selama satu tahun, lalu dia keluar. Setelah itu, baru masuk anggota baru namanya Wendy. Dari formasi baru itu, kita daftar lagi untuk berbagai acara lawak di televisi,” jelasnya.

Selain tantangan sumber daya yang silih berganti, Narji mengakui aktivitas lawaknya bersama Cagur kala itu harus vakum secara paksa lantaran terjadi krisis negara pada 1998.

“Kemudian kita sempat vakum karena krisis moneter pada 1998. Jadi jumlah acara TV saat itu harus dikurangi. Tapi saya berkomedi juga berharap terus ada nilai-nilai dakwah atau edukasi di dalamnya,” ungkapnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya