Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AKTOR Nicholas Saputra berpendapat tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai proses untuk membuat seseorang menjadi versi yang lebih baik dari sebelumnya.
"Tujuan pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi versi yang lebih baik dari dirinya, naik satu lagi, naik satu tingkat," kata Nicholas, yang juga menjadi Duta Belajar Ruangguru saat konferensi pers virtual, Selasa (4/1).
Oleh sebab itu, kata Nicholas, setiap pencapaian diri sendiri dan orang lain, baik pencapaian besar maupun kecil, semestinya patut diakui dan dihargai.
Baca juga: Para Selebritas Myanmar Turut Suarakan Demokrasi Menentang Rezim Militer
"Apapun itu versinya, apapun itu bakatnya, kepandaiannya, atau sesuatu yang memang dia sukai atau passion, dan sebagainya," tuturnya.
Nicholas memandang masih banyak orang yang memandang prestasi akademis sebagai tolok ukur utama dan cerminan nilai diri. Padahal, pendidikan juga mencakup pelajaran dan pengalaman di luar institusi pendidikan formal.
"Begitu banyak anak-anak yang sebenarnya memiliki potensi besar yang memang bukan di akademis. Saya melihat anak-anak ini kalau bakatnya diasah, diapresiasi, dan dibuat senang belajarnya, itu bisa menjadi anak yang masa depannya baik," katanya.
Ia berharap anak-anak tersebut dapat memiliki ruang, kesempatan, dan apresiasi yang cukup dari sistem pendidikan sehingga mereka tetap percaya diri dan tetap melakukan bidang yang mereka gemari.
"Tentu nilai akademis menjadi penting tapi bukan jaminan dan juga bukan tolok ukur yang satu-satunya. Semua hal tentang kehidupan dan pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kesukaan kita bermain, berolahraga, bermusik, dan sebagainya, itu bisa kita terapkan supaya menjadi pribadi yang lebih baik setelah lulus sekolah," ujarnya.
Aktor Ada Apa Dengan Cinta itu juga mengakui dirinya termasuk tipikal orang yang lebih menyukai aktivitas di luar akademis atau pendidikan formal.
Sejak sekolah, Nicholas sudah menggeluti bidang perfilman yang ia sukai dan telah menjadi bagian dari hidupnya sampai sekarang.
"Di luar (sekolah), saya mendapatkan juga pelajaran yang informal dari kehidupan melalui pekerjaan, tentu ilmu pengetahuan bisa datang dari mana saja," tuturnya.
Ia berpendapat pelajaran-pelajaran kehidupan di dunia nyata mulai dari kesabaran, etos kerja, etika, hingga kerendahan hati, semestinya dapat berdampingan dengan ilmu pengetahuan formal.
"Penting sekali saya rasa untuk mendampingi ilmu pengetahuan (formal) yang dimiliki anak dengan hal-hal tersebut karena itulah yang akan menjaga anak ini ketika dewasa memiliki ruang di dunia pekerjaan atau apapun pekerjaannya itu dengan baik," pungkas Nicholas. (Ant/OL-1)
AKTOR Nicholas Saputra tampil dalam video musik Tanda Yura Yunita yang dirilis pada Jumat, (9/5) di kanal Youtube Yura Yunita.
FILM musikal Siapa Dia karya sutradara Garin Nugroho Batal dirilis, hal itu dikonfirmasi langsung oleh Produser Siapa Dia, Faizal Lubis, dalam unggahannya di media sosial, Minggu (10/3).
Sutradara Riri Riza mengatakan karakter Rangga merupakan sosok ‘outsider’ dari lingkungannya.
Film Tukar Takdir diadaptasi dari buku terlaris berjudul sama karya Valiant Budi atau dikenal dengan Vabyo.
Raina, pemilik akun @alergikiwi mengaku kompetisi ini hanya untuk kesenangan semata yang dilakukan oleh fans Nicholas Saputra.
Pemeran Rangga pada film 'Ada Apa dengan Cinta?' ini masih terus berkarya hingga tahun 2024. Bahkan film terbarunya yang berjudul 'The Architecture of Love'.
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
MARI kita mulai dengan pertanyaan apakah mungkin ada sekolah rakyat tanpa rakyat yang menjadi subjek?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved