Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
SUTRADARA Indonesia Joko Anwar, Edwin, dan Yosep Anggi Noen berbincang tentang peran festival film untuk mereka dalam panel diskusi The Directors - Festivals and the Pathway to Success di hari kedua Sundance Film Festival: Asia 2021, Jumat (24/9).
Joko mengatakan festival film bukan sekadar festival di mana semua orang dapat berkumpul, menonton film-film menarik bersama, sambil berbincang ringan. Festival film adalah mata rantai yang penting, terutama dalam pertukaran budaya film global.
"Berbagai bahasa yang kita dengarkan di film-film yang disajikan di festival film memungkinkan kita untuk mengenal kekayaan budaya dari berbagai belahan dunia," kata Joko dikutip dari siaran resmi, Sabtu (25/9).
Baca juga: Fukunaga Sebut Film James Bond Butuh Karakter Perempuan Kuat
"Selain itu, festival film juga berperan sebagai wadah bagi para sineas untuk mempresentasikan ide-ide kreatif, kepiawaian dalam memproduksi film, dan semangat untuk menyampaikan apa yang sebenarnya ingin disampaikan melalui film tersebut," lanjutnya.
Adapun Edwin mengatakan pendanaan juga bisa diraih lewat festival film.
"Jujur saja, pendanaan yang didapatkan dari festival film adalah salah satu sumber yang paling masif. Syukurnya, digitalisasi sudah hadir, sehingga festival film pun dapat menjadi alat yang menghubungkan kita, di mana pun kita berada. Dengan kata lain, akses menuju festival film, idealnya, sudah jauh lebih mudah apabila dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu," jelas Edwin.
Dia berpesan untuk mencari festival film yang juga memiliki visi yang sama dengan diri dan film sineas.
Biasanya, film festival juga akan memberikan penghargaan untuk karya-karya terpilih. Penghargaan itu adalah bentuk apresiasi yang menunjukkan bahwa karya kita legit dan layak untuk ditonton. Itu membantu mendapatkan spotlight terbaik, tapi memerlukan perjalanan panjang untuk sampai ke sana.
"Pertama-tama, kita harus bisa mengomunikasikan apa yang ingin disampaikan melalui film-film kita, seperti yang disampaikan Joko. Namun, ada yang lebih penting: bagaimana pembuat film dan festival film dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui perilisan sebuah karya. Hal ini menjadi penting daripada sekadar sibuk menetapkan target," kata Yosep.
Dia melanjutkan, di sisi lain sering ditemukan pembuat film yang ingin agar filmnya "stay national" saja dan itu pun tak apa-apa.
"Poin pentingnya adalah kita memiliki sesuatu yang bermakna untuk disampaikan dan ada orang yang mau memahami serta menontonnya, terlepas apapun skalanya: global atau nasional. Pada akhirnya, ini semua tentang cara agar karya kita dicintai," ujar Yosep.
Melanjutkan Yosep, Joko menekankan membuat film harus lebih dari sekadar menetapkan target: berapa banyak penonton yang menonton, apakah film ini disukai, atau apakah ada festival film yang mau mengakomodasi film itu nantinya.
"Setelah bertahun-tahun membuat cerita, saya tidak pernah fokus pada kekuatan eksternal yang justru malah dapat mengalihkan perhatian saya. Sebaliknya, saya fokus pada nilai-nilai dan bagaimana alur cerita saya akan berjalan, membentuk sebuah plot yang menyeluruh. Tidak apa-apa bila memang memiliki ambisi untuk berprestasi, tetapi selama proses produksi, be there, be present. Pastikan materi yang kita olah tidak klise, mature, dan ada sentuhan yang mind-blowing," pungkas Joko. (Ant/OL-1)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung International BNI Java Jazz Festival 2025 melalui aktivitas wondr Treasure Hunt.
Festival kali ini diselenggarakan pada 25 Mei 2025 di Sarinah Thamrin, Jakarta dan juga dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2025.
Selain pameran seni, kegiatan ini juga meliputi lokakarya, pasar kreator, permainan, dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit anak-anak.
Pagelaran Suadesa Festival 2025 di Karangrejo, Magelang, Jawa Ttengah, membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Kabupaten Padang Pariaman menggelar Festival Juadah 2025 sekaligus dalam rangka membangkitkan gairah UMKM di daerah tersebut.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved