Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ajak Masyarakat Bernostalgia dengan Sandiwara Radio

Mediaindonesia.com
06/4/2021 16:55
Ajak Masyarakat Bernostalgia dengan Sandiwara Radio
Acara peluncuran sinetron Butir–Butir Pasir di Laut.(Dok.WeTV)

PEMBERLAKUAN pembatasan masih dilakukan pemerintah untuk mencegah kembali merebaknya virus korona. Alhasil, masyarakat pun masih harus mengalami kenyataan pahit, tetap beraktivitas di rumah lantaran sejumlah tempat hiburan masih tutup atau dibatasi jam operasionalnya.

Untuk memberi hiburan kepada masyarakat di masa pandami itu, WeTV Indonesia dan Verona Pictures mempersembahkan drama seri apik penuh konflik bertajuk WeTV Sinetron Butir–Butir Pasir di Laut.  Drama seri yang mengadaptasi sandiwara radio fenomenal berjudul sama selama belasan tahun yang disiarkan RRI itu diproduseri oleh Titin Suryani dengan Co-Producer Dwi Ilalang yang akan mulai tayang pada 8 April.

Baca juga: Mengenal Koleksi Museum Lewat Sandiwara Radio

"Kami bangga bisa menghadirkan Sinetron Butir-Butir Pasir di Laut. Kami ingin merangkul sejarah panjang sinetron Indonesia. Tidak ada yang lebih baik dari kesempatan untuk bekerja sama dengan Verona dalam sebuah IP yang telah ada di hati semua orang Indonesia sejak 1970-an melalui RRI. Selain itu, WeTV berkomitmen mendukung perfilman tanah air dengan berbagai konten lokal. Kami berharap WeTV Sinetron Butir-Butir Pasir di Laut bisa diterima oleh masyarakat Indonesia,” kata  Country Manager WeTV dan iflix Indonesia, Lesley Simpson.

Sementara itu,  Direktur Program dan Produksi LPP RRI  Soleman Yusuf mengatakan Butir Butir Pasir di Laut adalah drama radio karya fenomenal RRI yang bukan saja mendapat apresiasi dari masyarakat di Tanah Air pada jamannya, tetapi juga oleh masyarakat dunia. "Pada 4 Agustus 1984 Lembaga Kependudukan Dunia di Meksiko, memberikan penghargaan resmi sebagai sandiwara radio terbaik tingkat dunia yang telah diputar selama hampir 20 tahun di era 1970 hingga tahun 1990-an dalam 5.700 episode. Kini dengan ditayangkannya dalam bentuk audio visual, drama radio ini mengisi kerinduan masyarakat pada zamannya sekaligus memperkenalkan kepada generasi milenial akan drama radio fenomenal ini, yang membawa pesan moral kemanusiaan dan kebangsaan.”

Verona Pictures mempercayakan Stanley Fernando & Wahid Setyanto untuk menyutradarai serial drama WeTV Sinetron Butir-Butir Pasir di Laut yang mengambil lokasi syuting di Pangandaran, Merak, kawasan Puncak, dan Jakarta, dengan para bintang, antara lain Tyas Mirasih, Andrew Andika, Bastian Steel, Faradina Tika, dan Jessica Shaina. WeTV Sinetron Butir-Butir Pasir di Laut ini diharapkan dapat dinikmati penonton lintas usia.

Sandiwara radio Butir-Butir Pasir di Laut memang sangat familiar di telinga pendengar radio, khususnya RRI sejak disiarkan pada 22 Februari 1972 silam. Tidak mengherankan sandiwara radio itu diproduksi lebih dari 5.700 episode dan pernah mendapatkan penghargaan sebagai sandiwara radio terbaik dari UNESCO.

LPP RRI, yang saat ini didukung 106 stasiun RRI di seluruh Indonesia dan didengar sebanyak 47 juta pendengar berdasarkan data AC Nielsen dan telah mendapatkan hak cipta dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta atas karyanya menciptakan Karya Siaran Media Radio, bekerjasama dengan WeTV Indonesia dan PT Verona Indah Pictures untuk membuat drama seri berjudul WeTV Sinetron Butir-Butir Pasir di Laut dengan setting tahun 80-an yang dikemas secara kekinian. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) telah dilakukan pada Sabtu (6/3) lalu.

“Sandiwara radio ‘Butir-ButirPasir di Laut’ merupakan serial yang sangat populer pada masanya. Verona Pictures ingin membawa kembali nostalgia tersebut ke dalam format kekinian dengan media digital,” ujar Direktur Utama PT Verona Indah Pictures, Titin Suryani.

Pada kesempatan yang saya Tyas Mirasih, salah satu pemeran utama mengaku mendapat tantangan dengan memerankan sosok dokter Arini. "Saat pertama kali mendapat tawaran sinetron Butir-Butir Pasir di Laut dan tahu bahwa ternyata ini merupakan sandiwara radio yang banyak di tunggu, saya yakin dalam versi modern konfliknya akan lebih bervariasi. Dari pertama membaca naskahnya saya sudah langsung jatuh cinta, ini adalah hal yang baru yang belum pernah saya perankan sebelumnya,” ujar Tyas.

Berbeda dengan Tyas, Bastian Steel semula sempat ragu dengan karakter Radit yang ditawarkan kepadanya. “Sosok mahasiswa yang jatuh cinta kepada perempuan yang lebih tua, yang cocok jadi kakaknya. Semula saya pikir ini adalah hal yang tabu di Indonesia, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, justru di situ tantangannya. Ditambah lagi ternyata suami Arini, dokter yang dicintai Radit malah berselingkuh dengan kakaknya, ini situasi seperti makan buah simalakama. Selain itu di drama ini banyak konflik yang bisa dijadikan twist dan bisa membawa emosi penonton ke dalamnya, untuk menebak-nebak seperti apa akhir jalan cerita dari drama ini,” papar Bastian.

Jessica Shaina, yang juga hadir dalam acara mengaku pada awalnya bingung karena belum pernah mendengar tentang Butir-Butir Pasir di laut. “Reaksi pertama bingung, tapi juga penasaran. Tapi begitu membaca script, ternyata menarik banget, berbeda dengan cerita cinta biasanya."

Senada dengan Jessica, Faradina Tika yang memerankan Wulan juga tertarik dengan WeTV Sinetron Butir-Butir Pasir di Laut karena sudah lama tidak melihat judul sinetron yang puitis. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya