Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ASISTEN peneliti Prof. Peter Carey, Feureau Himawan Sutanto, mengatakan adanya pencatutan nama sang profesor dalam acara launching film Jejak Khilafah. Ia menyebut informasi keterlibatan pria yang merupakan sejarawan dalam film tidak lah benar, apalagi menjadi special guest dalam talk show launching film tersebut
Feureau memaparkan, Peter Carey memang pernah melakukan wawancara dengan pembuat film Jejak Khilafah, akan tetapi ditujukan untuk meluruskan fakta sejarah tentang apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh Pangeran Diponegoro (1785-1855) sehubungan dengan Kerajaan Utsmaniyah dan sebaliknya, yaitu tentang apa yang diketahui oleh orang Turki Utsmani mengenai Diponegoro dan Perang Jawa.
"Terkait dengan beredarnya informasi mengenai keterlibatan Peter Carey dalam film Jejak Khilafah adalah tidak benar. Prof. Peter Carey tidak pernah diundang untuk menjadi special guest dalam talk show launching film 'Jejak Khilafah'," kata Feureau dalam keterangan resminya, Selasa (4/8).
Baca juga: Keris Pangeran Diponegoro akan Dipamerkan di Museum Nasional
Feureau pun menyampaikan hasil pelurusan fakta sejarah tentang hubungan antara Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa dengan orang Turki Utsmani, yakni kedua tidak saling tahu dan peduli. Orang Turki Utsmani sama sekali tidak tahu dan peduli terhadapa Jawa. Sementara dari pihak Diponegoro semuanya berakar dari rasa kagum yang diromantisir mengenai orang Turki Utsmani sebagai benteng pertahanan terakhir umat Muslim terhadap dunia Barat pada awal abad sembilan belas.
Peter Carey meruakan sejarawan yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia khususnya Jawa, dan menulis tentang Timor Lesten serta Burma.(RO/OL-5)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAMĀ Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Telusuri biografi Pangeran Diponegoro: kisah heroik sang pejuang kemerdekaan Indonesia, strategi perang, dan warisan inspiratifnya.
Telusuri jejak Pangeran Diponegoro: pahlawan revolusioner, strategi perang gerilya, dan warisan abadi bagi Indonesia.
Tongkat Kanjeng Kiai Cokro memiliki sejarah panjang, dimulai dari Kesultanan Demak pada abad ke-16, sebelum akhirnya menjadi pusaka Pangeran Diponegoro pada tahun 1815.
Berikut sejumlah klaim segelintir oknum Ba'alawy terkait pahlawan dan kemerdekaan Indonesia yang disampaikan Rhoma Irama. Anhar Gonggong membantah semua klaim itu. Berikut uraiannya.
Sekitar 30 anak muda di DIY mengikuti kegiatan transkripsi naskah kuno Babad Diponegoro, bertujuan untuk lebih mencintai manuskrip naskah kuno.
Penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda menjadi dasar perang Diponegoro.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved