ASISTEN peneliti Prof. Peter Carey, Feureau Himawan Sutanto, mengatakan adanya pencatutan nama sang profesor dalam acara launching film Jejak Khilafah. Ia menyebut informasi keterlibatan pria yang merupakan sejarawan dalam film tidak lah benar, apalagi menjadi special guest dalam talk show launching film tersebut
Feureau memaparkan, Peter Carey memang pernah melakukan wawancara dengan pembuat film Jejak Khilafah, akan tetapi ditujukan untuk meluruskan fakta sejarah tentang apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh Pangeran Diponegoro (1785-1855) sehubungan dengan Kerajaan Utsmaniyah dan sebaliknya, yaitu tentang apa yang diketahui oleh orang Turki Utsmani mengenai Diponegoro dan Perang Jawa.
"Terkait dengan beredarnya informasi mengenai keterlibatan Peter Carey dalam film Jejak Khilafah adalah tidak benar. Prof. Peter Carey tidak pernah diundang untuk menjadi special guest dalam talk show launching film 'Jejak Khilafah'," kata Feureau dalam keterangan resminya, Selasa (4/8).
Baca juga: Keris Pangeran Diponegoro akan Dipamerkan di Museum Nasional
Feureau pun menyampaikan hasil pelurusan fakta sejarah tentang hubungan antara Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa dengan orang Turki Utsmani, yakni kedua tidak saling tahu dan peduli. Orang Turki Utsmani sama sekali tidak tahu dan peduli terhadapa Jawa. Sementara dari pihak Diponegoro semuanya berakar dari rasa kagum yang diromantisir mengenai orang Turki Utsmani sebagai benteng pertahanan terakhir umat Muslim terhadap dunia Barat pada awal abad sembilan belas.
Peter Carey meruakan sejarawan yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia khususnya Jawa, dan menulis tentang Timor Lesten serta Burma.(RO/OL-5)