Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Penonton Larut dalam Romantisme di Hari Kedua The 90's Festival

Galih Agus Saputra
24/11/2019 20:59
Penonton Larut dalam Romantisme di Hari Kedua The 90's Festival
Band Aqua hadir di The 90's Festival hari pertama(MI/ Pius Erlangga)

HARI kedua perhelatan The 90's Festival, Minggu (24/11), dibuka dengan penampilan sejumlah musisi legendaris tanah air. Aliran musik yang dibawakan pun tak kalah beragam, mulai dari pop, disko, melayu, rock hingga metal. Ribuan pengunjung juga tampak memenuhi tempat berlangsungnya festival yaitu Arena PRJ Kemayoran, sejak dibukanya pintu utama pada pukul 14.00.

Nama-nama band atau musikus yang tampil pada kesempatan ini antara lain, Arwana, DR PM, Fariz RM, U'Camp, Tujuh Kurcaci, dan D.O.T. Mereka membawakan hit yang populer sejak era 80 hingga 2000an, di sejumlah panggung yaitu Traveloka Xperience Stage, OVO Stage, MLD Spot Stage, dan 90's Festival Stage.

Arwana, band legendaris asal Kalimantan Barat tampil pertama dan cukup memukau dengan alunan lagu melayu. Beberapa judul yang ia bawakan ialah hit populer seperti 'Angsa Putih' hingga 'Patah Tumbuh Hilang Berganti'. Penonton pun bersorak sorai, mengikuti alunan lagu yang dirilis pada 2004 itu.

"Jangan berakhir tetaplah kau di sini Cintaku hanya untuk kamu saja," seru penonton menirukan sang vokalis, Yan Machmud sambil melambai-lambaikan tangan.

Yan juga sempat mengatakan bahwa The 90's Festival merupakan salah satu momen terbaiknya di atas panggung. Ia bahkan berterima kasih kepada semua pihak yang mengusung acara tersebut, lantaran masih ingat dan merawat kejayaan musik tanah air di era 90an.

"Senang sekali menjadi bagian dari semua ini. Ada yang datang dari Kalimantan Barat juga? Mari kita bernyanyi bersama-sama," imbuh vokalis berambut gondrong itu, mengajak hadirin untuk menyanyikan lagu 'Angsa Putih'.

Sementara itu, ratusan pengunjung juga sudah terlihat merapat di muka panggung OVO. Sejumlah kru pun terlihat sibuk menata alat musik, termasuk piano digital Roland RD 700 NX yang ternyata hendak dipakai tampil sang legenda hidup, Fariz RM.

Kemunculan Fariz lantas disambut tepuk tangan penggemar. Sore itu, ia naik ke atas panggung dengan mengenakan setelan warna hitam dan lantas menempatkan jari-jemari di atas piano. Adapun lagu-lagu yang ia bawakan ialah hit yang populer sejak era 80an, seperti 'Penari' hingga 'Hasrat dan Cinta' yang merupakan karya perdananya untuk rilis komersial pada 1979.

Perpaduan solo gitar bas dan piano tak kalah memanjakan telinga pengunjung. Aransemen yang begitu padat seakan menjadi hidangan hangat yang sengaja disuguhkan Fariz dan kawan-kawan ke hadapan para penggemar.

Sekalipun merasa kondisinya kini jauh berbeda dengan masa muda, tetapi kala itu Fariz mengaku sangat bahagia masih diberi kesempatan untuk tampil di 90's Festival. Tak hanya itu, ia bahkan mengapresiasi minat pengunjung yang rupannya selalu setia dan menyayangi karya berikut musikus dari Indonesia.

"Hari ini saya tampil kedua. Bersama musisi-musisi lain termasuk internasional. Tetapi, saya juga sangat menghargai anda semua yang mengapresiasi musik nasional," tuturnya.

Kontras dengan suasana panggung OVO yang sedari awal menampilkan alunan lembut lagu-lagu Fariz RM, lantunan nada-nada penuh distorsi justru keras terdengar di panggung MLD.

Kali ini, tampaknya ada U'Camp yang tengah tampil dengan irama lagu-lagu cadas. Namun begitu, meski terdengar keras, sejumlah lagu yang dibawakan oleh band asal Bandung ini tampaknya tidak kalah puitis. Suasana bahkan tampak lebih akrab, apalagi ketika sang penabuh drum, Sandy Andarusman berdiri sambil berteriak menyapa para pengunjung.

Tak hanya diam sambil menggenggam stick, laki-laki yang juga drumer Pas Band itu bahkan mengajak personil lainnya untuk bernyanyi bersama-sama di hadapan penggemar. Kesempatan ini menjadi pengalaman yang sangat menarik baginya karena selain memberikan tempat untuk berkreasi, juga menawarkan kesempatan untuk mengenang karirnya di era 90an.

"U'Camp mengalami masa yang cukup panjang. Album pertama masih kaset, kedua juga masih kaset, ketiga juga sama, dan keempat pun masih kaset, tapi dengan pertaruhan. Kalau tidak laku, kita disuruh bubar. Oke, akhirnya kita buat sebaik mungkin, dan jadi lah album 'Melangkah'. Setelah dua bulan dirilis, banyak toko kaset dibakar, bulan Mei 98," tutur Sandy, sambil tertawa mengenang karir U'Camp menjelang akhir 1990an.

Penampilan U'Camp di The 90's Festival selanjutnya ditutup dengan hit pamungkas yaitu 'Bayangan'. Penampilan itu sekaligus menjadi semacam obat rindu penggemar musik rock tanah air, yang sudah lama tidak menyaksikan penampilan band kelahiran akhir 1980an itu. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya