Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Meningkatkan Kepercayaan dan Engagement Penyedia Layanan Kesehatan dalam Membangun Citra Positif melalui Media Sosial

Dr Tri Puspitasari, Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya
08/2/2025 17:02
Meningkatkan Kepercayaan dan Engagement Penyedia Layanan Kesehatan dalam Membangun Citra Positif melalui Media Sosial
dr Tri Puspitasari, Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya(Dok. Pribadi)

DALAM era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi alat yang sangat penting bagi berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan. Penyedia layanan kesehatan kini tidak hanya berfokus pada pemberian pelayanan medis berkualitas, tetapi juga memperhatikan bagaimana citra mereka dipersepsikan oleh publik. Di tengah persaingan yang ketat, strategi komunikasi melalui media sosial menjadi kunci untuk membangun citra positif sekaligus meningkatkan engagement dengan pasien.

Media sosial memungkinkan institusi kesehatan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan media tradisional. Platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok memberikan peluang untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pasien melalui konten yang informatif, edukatif, dan interaktif. Rumah sakit atau klinik dapat memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan utama, seperti komitmen terhadap kualitas layanan, teknologi medis terkini, dan program kesehatan masyarakat. Dengan demikian, media sosial bukan hanya menjadi alat pemasaran, tetapi juga sarana kehumasan proaktif yang efektif.

Contoh nyata implementasi strategi ini dapat dilihat pada rumah sakit yang meluncurkan kampanye edukasi kesehatan melalui media sosial. Misalnya, dengan mengunggah video pendek tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin atau penjelasan sederhana tentang prosedur medis tertentu, rumah sakit dapat membantu mengurangi kecemasan pasien. Selain itu, fitur-fitur seperti sesi tanya jawab langsung melalui live streaming memberikan kesempatan bagi pasien untuk mendapatkan informasi langsung dari para ahli medis. Interaksi semacam ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik, tetapi juga menciptakan hubungan emosional yang lebih kuat antara institusi kesehatan dan pasien.

Pesan utama yang disampaikan harus sederhana, mudah dipahami, dan menggambarkan komitmen rumah sakit dalam memberikan layanan terbaik bagi pasien. Sebagai contoh, penyedia layanan kesehatan seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta selalu menggunakan tagline “Kesehatan Anda, Prioritas Kami” dalam setiap materi komunikasi mereka. Hal ini membangun citra positif yang mengedepankan pasien sebagai prioritas utama, yang kemudian diikuti dengan informasi tentang layanan medis, perawatan, dan teknologi yang tersedia di rumah sakit. Memiliki pesan yang jelas dan terfokus membantu pasien merasa lebih percaya diri dalam memilih layanan kesehatan yang mereka butuhkan.

Namun, untuk mencapai hasil yang maksimal, institusi kesehatan perlu memahami dengan baik karakteristik audiensnya. Analisis demografi dan kebutuhan audiens sangat penting untuk memastikan pesan yang disampaikan relevan dan efektif. Penyedia layanan kesehatan seperti klinik, puskesmas, dan rumah sakit yang menargetkan kalangan muda, misalnya, dapat fokus pada konten-konten yang menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z, seperti gaya hidup sehat, tips kebugaran, atau kampanye kesadaran akan penyakit yang sedang tren. Sementara itu, rumah sakit yang melayani pasien lansia mungkin lebih efektif menggunakan platform seperti Facebook dengan konten yang lebih sederhana dan mudah dipahami.

Kehumasan proaktif dalam konteks ini melibatkan langkah-langkah strategis, mulai dari menetapkan tujuan komunikasi yang jelas hingga menciptakan konten yang informatif dan edukatif. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit besar dapat menetapkan tujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksinasi. Mereka kemudian dapat merancang kampanye dengan pesan utama seperti “Lindungi Diri dan Keluarga dengan Vaksinasi, Mulai dari Anda,” yang disampaikan melalui berbagai media sosial. Kampanye ini dapat mencakup video testimoni dari pasien yang telah mendapatkan manfaat vaksin, infografis yang menjelaskan pentingnya vaksinasi, hingga webinar dengan dokter spesialis.

Keberhasilan strategi ini juga sangat bergantung pada konsistensi pesan dan respons terhadap isu-isu yang berkembang. Dalam dunia digital, kecepatan respons menjadi kunci. Rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan harus mampu memantau percakapan di media sosial secara real-time untuk menangkap tren atau isu yang relevan. Misalnya, ketika ada kekhawatiran masyarakat tentang suatu penyakit, rumah sakit dapat segera merilis konten edukasi untuk meredakan kekhawatiran tersebut. Langkah ini tidak hanya membantu membangun citra positif, tetapi juga menunjukkan kepedulian institusi terhadap kebutuhan dan kekhawatiran masyarakat.

Selain itu, kolaborasi dengan media dan influencer kesehatan juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Dengan menggandeng influencer yang memiliki audiens luas dan relevan, institusi kesehatan dapat memperluas jangkauan pesan mereka. Misalnya, seorang dokter yang aktif di media sosial dapat diajak untuk berbagi pengalaman atau memberikan informasi kesehatan melalui platform mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas institusi, tetapi juga membantu menjangkau audiens yang mungkin sulit dijangkau melalui saluran komunikasi tradisional.

Namun demikian, penggunaan media sosial untuk membangun citra dan engagement dengan pasien juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama adalah menjaga konsistensi dalam menyampaikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Dalam dunia digital, di mana informasi dapat menyebar dengan cepat, kesalahan kecil dalam komunikasi dapat berdampak besar pada citra institusi. Oleh karena itu, penting bagi rumah sakit, puskesmas, maupun klinik untuk memiliki tim khusus yang terlatih dalam manajemen media sosial dan komunikasi krisis.

Selain itu, institusi kesehatan juga harus memastikan bahwa mereka mematuhi regulasi dan standar etika yang berlaku, terutama terkait privasi dan kerahasiaan pasien. Penggunaan media sosial untuk berbagi informasi kesehatan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melanggar hak-hak pasien atau menimbulkan kesalahpahaman. Sebagai contoh, jika sebuah rumah sakit, puskesmas, maupun klinik ingin membagikan kisah sukses pasien, mereka harus mendapatkan izin tertulis dari pasien tersebut dan memastikan bahwa informasi yang dibagikan tidak melanggar privasi.

Strategi ini juga memerlukan investasi yang tidak sedikit, baik dari segi waktu maupun sumber daya. Institusi kesehatan harus bersedia mengalokasikan anggaran untuk memproduksi konten berkualitas tinggi, melatih tim media sosial, dan menggunakan alat pemantauan media untuk mengukur efektivitas kampanye mereka. Meskipun demikian, manfaat jangka panjang dari strategi ini, seperti meningkatnya kepercayaan publik dan loyalitas pasien, jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Pada akhirnya, penggunaan media sosial untuk membangun citra positif dan engagement dengan pasien adalah langkah yang tidak dapat dihindari dalam era digital ini. Institusi kesehatan yang mampu mengintegrasikan strategi komunikasi digital ke dalam operasional mereka akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Media sosial tidak hanya memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk menjangkau lebih banyak orang, tetapi juga memberikan platform untuk membangun hubungan yang lebih erat dan bermakna dengan pasien mereka. Dengan pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menciptakan layanan kesehatan yang lebih manusiawi, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya