Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TRADISI menggunakan ugly sweater di Amerika Serikat (AS) berakar pada tren busana kitsch tahun 1980-an.
Sweater-sweater ini awalnya didesain sebagai pakaian musim dingin dengan motif-motif ceria, seperti salju, rusa, atau Santa Claus, yang dianggap "buruk" karena terlalu mencolok dan tidak modis. Namun, pada masa itu, mereka dianggap cocok untuk suasana Natal yang hangat dan menyenangkan.
Istilah ugly sweater mulai dikenal pada 2000-an, saat sweater-sweater ini menjadi bahan lelucon dalam budaya pop.
Film seperti Bridget Jones's Diary (2001) menampilkan karakter yang mengenakan sweater Natal yang dianggap kuno, memperkuat citranya sebagai simbol keunikan dan humor.
Popularitas ugly sweater melonjak tajam setelah budaya pesta ugly sweater berkembang di kalangan anak muda di AS.
Pada 2002, dua teman asal Kanada, Chris Boyd dan Jordan Birch, menyelenggarakan pesta ugly sweater di Vancouver. Acara ini kemudian menjadi tradisi tahunan dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama.
Pesta-pesta ini biasanya diadakan menjelang Natal, di mana para tamu diwajibkan memakai ugly sweater sebagai dress code. Semakin mencolok dan norak desain sweater, semakin menarik perhatian.
Seiring meningkatnya popularitas, ugly sweater menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Banyak toko pakaian dan merek besar di Amerika mulai memproduksi sweater bertema Natal dengan desain "jelek" yang sengaja dibuat mencolok. Situs-situs e-commerce seperti Amazon bahkan memiliki kategori khusus untuk ugly sweater.
Ada pula perusahaan kecil yang menawarkan jasa personalisasi ugly sweater. Pelanggan dapat memesan sweater dengan tambahan elemen lucu seperti lampu LED, pom-pom, atau pesan khusus yang sesuai dengan tema acara.
Tradisi ini bukan hanya soal busana, tetapi juga bentuk ekspresi diri dan simbol kebersamaan. Banyak acara amal di AS menggunakan ugly sweater sebagai tema untuk menggalang dana.
Contohnya, National Ugly Christmas Sweater Day yang diperingati setiap Jumat ketiga di bulan Desember, mendorong orang-orang memakai ugly sweater dan berdonasi untuk berbagai tujuan sosial.
Selain itu, tradisi ini juga membawa pesan bahwa keindahan tidak selalu tentang kesempurnaan. Ugly sweater mengajarkan orang untuk menikmati momen tanpa terlalu serius, dan menghargai keunikan yang mungkin terlihat "berbeda."
Di era media sosial, tradisi ini semakin mendapat sorotan. Banyak orang memamerkan ugly sweater mereka di platform seperti Instagram dan TikTok. Kompetisi ugly sweater bahkan menjadi tantangan populer, di mana orang berlomba-lomba menampilkan sweater terburuk atau paling kreatif.
Tradisi ugly sweater adalah salah satu contoh bagaimana elemen budaya sederhana dapat berkembang menjadi fenomena besar. Dengan kombinasi humor, kreativitas, dan semangat kebersamaan, ugly sweater telah menjadi ikon musim Natal di Amerika Serikat, yang tidak hanya dinikmati di sana tetapi juga mulai menyebar ke berbagai negara. Apakah Anda tertarik untuk mengadopsi tradisi unik ini? (berbagai sumber/Z-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved