Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Mayoritas Lansia masih Masuk Angkatan Kerja, Begini Penjelasan Ekonom

Naufal Zuhdi
26/8/2025 20:44
Mayoritas Lansia masih Masuk Angkatan Kerja, Begini Penjelasan Ekonom
Mayoritas Lansia masih Masuk Angkatan Kerja, Begini Penjelasan Ekonom(MI/Naufal)

WAKIL Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sonny Harry Budiutomo Harmadi mengungkapkan bahwa dari jumlah 33,43 juta orang lanjut usia (lansia) di Indonesia, lebih dari separuh atau 55,21% lansia di Indonesia masih masuk ke dalam angkatan kerja.

Merespon hal itu, Chief Ecnomist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan beberapa alasan masih banyaknya lansia yang berada dalam angkatan kerja. Pertama, alasan kebutuhan ekonomi dan belum memiliki jaminan sosial.

"Banyak lansia yang masih bekerja ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan partisipasi kerja. Semakin rendah pendidikan lansia, semakin tinggi proporsinya yang masih bekerja. Sebagian besar lansia ini juga bekerja di perdesaan, seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang berlanjut di masa sebelum lansia. Di mana pekerja di sektor ini juga masih minim menjadi peserta jaminan sosial. Karena tuntutan kebutuhan ekonomi inilah yang mengakibatkan tingginya lansia bekerja, khususnya di sektor informal, dan pedesaan," ucap Banjaran saat ditemui usai acara Hari Ulang Tahun (HUT) Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (26/8).

Alasan kedua, menurut Banjaran adalah ketersediaan pekerjaan informal yang fleksibel. Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BPS, sebanyak 84,69% lansia bekerja di sektor informal. 

"Selain itu, lansia pekerja sektor informal juga memilih pekerjaan mandiri karena adanya fleksibilitas waktu walaupun upahnya rendah dan kondisi kerjanya tidak stabil," terang Banjaran.

Alasan berikutnya mengapa masih banyak lansia yang masuk dalam angkatan kerja menurut Banjaran adalah karena tuntutan hidup dan tekanan sosial. Dalam beberapa kasus, Banjaran menyampaikan bahwa pekerja lansia masih menjadi tulang punggung keluarga, terutama jika anaknya menikah di usia yang semakin tua, atau memiliki tanggungan anak dewasa dan anggota keluarga lainnya yang tidak mandiri.

Alasan berikutnya, karena keterbatasan kerja formal dan upah yang layak. Dirinya menekankan bahwa ketika sektor formal belum mampu menyerap tenaga kerja lansia yang memiliki tekanan ekonomi dan sosial tersebut, mereka terpaksa memasuki sektor informal yang hambatan masuknya rendah tetapi upahnya juga rendah.

"Maka, banyak lansia di Indonesia masih bekerja hari ini bukan semata karena pilihan (seperti aktualisasi diri atau mengisi kegiatan masa tua), namun lebih karena desakan ekonomi dan kebutuhan memenuhi hidup diri serta keluarga. Hingga akhirnya informal menjadi 'pelabuhan' utama karena mudah diakses dan fleksibel, walaupun kondisi kerja berikut upahnya tidak ideal," pungkas Banjaran. (Fal/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya