Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
CITI Indonesia memprediksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia pada 2026 akan lebih stimulatif dibandingkan dengan APBN 2025. Walaupun, kebutuhan pembiayaan APBN 2026 akan lebih besar dibandingkan dengan 2025.
"Kami melihat APBN 2026 berpotensi lebih stimulatif karena realisasi belanja pemerintah yang agak tertahan di 2025, karena adanya transisi pemerintahan dan juga realokasi anggaran di awal tahun, seharusnya di tahun 2026 akan sudah mulai normal," ungkap Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/8).
"Sehingga realisasi belanja pemerintah di 2026 harusnya akan lebih baik. Dan ini akan ikut menopang pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Hal itu kontras dengan 2025 ketika di kuartal 1 dan 2 konsumsi pemerintah justru negatif secara year-on-year. Karena itu tahun ini konsumsi pemerintah yang lambat tersebut menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, walaupun tahun depan kebutuhan pembiayaan utang lebih besar terutama dari pasar obligasi, Citi Indonesia melihat pada tahun depan, supply obligasi yang lebih banyak dari pemerintah seharusnya masih bisa diiringi dengan demand di pasar obligasi yang juga meningkat.
"Hal ini karena yang paling penting adalah bahwa tren suku bunga sedang berada dalam tren menurun. Sehingga kami perkirakan likuditas perbankan yang saat ini masih banyak terparkir di instrumen OPT-nya (operasi pasar terbukanya) BI, terutama di SRBI, ini akan mencari tempat placement baru yaitu baik berubah menjadi kredit maupun ditempatkan di pasar SBN," paparnya.
Helmi juga menyebut target proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2026 sebesar 5,4% cukup memungkinkan.
"Karena tahun depan jangan lupa ada efek tahun dasar yang rendah. Di awal tahun ini kan belanja pemerintah kontraksi, bahkan di kuartal pertama pun pertumbuhan ekonomi turun. Ini akan menjadi dasar yang rendah untuk perbandingan PDB year-on-year di tahun depan," paparnya.
"Setidaknya kuartal pertama (2026) mungkin pertumbuhan ekonomi akan terkerek ke atas karena ada efek normalisasi belanja pemerintah yang tadinya tahun ini tersendat di awal tahun, tahun depan di awal tahun akan sudah lebih ada momentum," pungkasnya. (E-4)
Dalam pertemuan itu, Prabowo memberikan arahan terkait program penting pemerintahan pada 2026
PRESIDEN Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Istana Negara,
WAKIL Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri berharap target ekonomi Presiden Prabowo 2026 tidak sebatas angka-angka makro.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved