Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui pergantian Direktur Utama Perum Bulog pada akhir pekan lalu tak lepas dari tidak maksimalnya badan itu menyerap hasil panen beras petani.
Lambatnya penyerapan hasil panen oleh Bulog itu dikhawatirkan pemerintah akan membuat petani tak bersemangat menanam padi. Alhasil, hal itu akan mengancam target pemerintah menuju swasembada pangan.
"Di Bulog ada kebijakan tiga juta gabah yang harus diserap. Dari data-data yang ada, serapannya masih kecil. Ya perlu ada penyegaran. Perlu ada supporting system untuk memastikan penugasan itu maksimal," ungkap Erick di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin (10/2).
Ia menjelaskan, Perum Bulog telah ditugaskan untuk menyerap tiga juta ton beras di musim panen raya. Badan itu juga ditugaskan untuk membeli beras petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah dinaikkan menjadi Rp6.500/Kg. Tujuannya ialah agar kesejahteraan petani meningkat sehingga makin semangat menaikkan produksi berasnya.
"Karena yang terpenting saat ini ialah kita menuju swasembada beras. Kalau serapannya tidak maksimal, harga gabahnya turun. Petaninya kasihan, akhirnya kapok menanam," cetus Erick.
Jumat (7/2), Menteri BUMN Erick Thohir mengganti direksi Perum Bulog dengan menetapkan Mayjen Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama. (Fal/E-2)
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved