Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PENGAMAT makroekonomi dan keuangan dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan mewanti-wanti efek pelemahan rupiah akan membuat pengusaha merugi. Ini karena depresiasi rupiah akan mengganggu rencana bisnis industri, terutama mereka yang mesti mengimpor bahan baku setengah jadi.
Dalam catatannya, nilai tukar rupiah dalam asumsi makro anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 sebesar Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS), namun realisasinya hingga semester II 2024 mencapai Rp16.200 per dolar AS. Pada Selasa, (21/1), rupiah merosot lebih dalam ke level Rp16.343 per dolar AS.
"Kalau nilai tukarnya terus terdepresiasi, maka itu akan membawa kerugian bagi pelaku usaha. Hal ini yang harus diatasi oleh pemerintahan Pak Prabowo," ungkapnya dalam dikusi publik Indef '100 Hari Astacita Ekonomi, Memuaskan?' secara daring, Rabu (29/1).
Abdul kemudian mempertanyakan perihal tingkat premi risiko investasi atau disebut credit default swap (CDS) yang membaik, namun belum bisa memulihkan pelemahan rupiah. Berdasarkan data Bank Indonesia, CDS Indonesia tenor 5 tahun turun ke 73,01 basis poin (bps) pada 23 Januari, dibandingkan 76,14 bps pada 17 Januari.
Penurunan CDS ini mencerminkan risiko investasi yang lebih terkendali. Sementara, tingkat CDS akan bergerak seiring dengan aliran masuk dan keluarnya modal asing dari Indonesia, serta nilai tukar rupiah.
"Yang menjadi pertanyaan adalah ketika credit default swap kita itu membaik, kenapa belum mampu memperbaiki kinerja nilai tukar rupiah dan memperbaiki yield surat berharga negara (SBN)," imbuhnya.
Di satu sisi, Abdul juga menyoroti posisi cadangan devisa RI yang naik menjadi US$155,7 miliar pada Desember 2024 atau setara Rp2.524 triliun (kurs Rp16.217). Posisi cadangan devisa, katanya, dapat mempengaruhi kemampuan Bank Indonesia melakukan intervensi ketika mengalami gejolak nilai tukar rupiah.
"Jika kita bandingkan dengan Brasil, India, Tiongkok, dengan cadangan devisa yang tinggi, depresiasi yang terjadi di mata uang mereka tidak akan signifikan," pungkasnya. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved