Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Nilai Ekspor DIY November 2024 Capai US$51,95 Juta

Agus Utantoro
03/1/2025 16:35
Nilai Ekspor DIY November 2024 Capai US$51,95 Juta
Peragaan busana di DIY. Pakaian jadi menjadi penyumbang ekspor tertinggi untuk DIY.(MI/Agus Utantoro)

NILAI ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta pada November 2024 ini mencapai US$51,95 juta atau naik 6,43% dibandingkan ekspor Okrober 2024 dan lebih tinggi 32,83% dibanding dengan nilai ekspor bulan yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar US$48,81 juta.

Kepala BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, Herum Fakarwati, Kamis (2/1) menjelaskan, ekspor DIY pada November, terbanyak tujuan Amerika Serikat yang mencapai US$20,93 juta, disusul tujuan Jerman sebesar US$4,67 juta, dan Jepang US$4,32 juta.

"Kontribusi ketiga negara tujuan ekspor ini mencapai 57,59%. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$11,42 juta dan ASEAN sebesar US$3,38 juta," katanya.

Komoditas ekspor asal DIY ini, jelasnya tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan yang mencapai US$16,59 juta atau memberikan kontribusi 16,59%, disusul barang-barang rajutan senilai US$9,72 juta (18,63%), perabot, penerangan rumah US$5,29 juta (10,14%), barang-barang dari kulit US$5,29 (10,14%), kertas/karton US$2,37 juta (4,54%).

Sedangkan komoditas lainnya jerami/bahan anyaman, minyak atsiri, kosmetik, wangi-wangian, kayu dan berang dari kayu, benda-benda dari batu, gips dan semen serta gula dan kembang gula, masing-masing ekspornya di bawah US$2 juta.

Sedangkan share terbesar ekspor DIY periode Januari - November 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan senilai US$170,33 juta (34,93%), barang-barang rajutan senilai US$57,50 juta (11,79%) dan perabot penerangan rumah senilai US% 55,33 juta (11,35%). "Ekspor Januari – November 2024 tercatat 99,06% merupakan ekspor barang-barang hasil industri pengolahan," kata Herum.

Sementara itu, impor DIY pada November 2024 mencapai US$20,17 juta atau mengalami kenaikan sebesar 31,74% dibanding impor Oktober yang tercatat sebesar US$15,1 juta.

Impor DIY ini terbesar berasal dari Tiongkok yang mencapai US$6,49 juta yang merupakan 32,18% dari total impor. Impor lainnya berasal dari Amerika Serikat sebesar US$5,52 juta (27,37%), Hongkong US$ 4,29 juta (21,27%) dan Taiwan US$1,32 juta (6,54%). "Negara asal barang impor lainnya adalah Korea Selatan, Jepang, Thailand dan Vietnam yang masing-masing nilai impornya di bawah US$1 juta," ujarnya.

Sedangkan pada periode Januari - November, jelasnya, tiga besar pemasok adalah Tiongkok senilai US$60,94 juta (38,80%), Hongkong senilai US$29,60 juta (18,84%) dan Amerika Serikat senilai US$26,87 juta atau 17,11%.

Pada November 2024, ujarnya, komoditas impor terbesar adalah lokomotif dan peralatan kereta api yang mencapai US$5,00 juta (24,79%), impor kain rajutan senilai US$4,67 juta (23,15%), dan kain ditenun berlapis senilai US$1,33 juta atau 6,59%. "Impor lainnya berupa filamen buatan,  kain tenunan khusus, pakaian jadi bukan rajutan, plastik dan barang dari plastik, mesin/peralatan listrik,  kapas dan mesin/peawat mekanik," katanya.

Dengan demikian pula, jelasnya, pada November ini DIY surplus US$31,78 juta. Sedangkan tiga besar impor periode Januari - November adalah kain rajutan senilai US$31,42 juta (20,00%), lokomotif dan peralatan kereta api US$20,70 juta (13,18%) dan filamen buatan senilai US$15,49 juta (9,86%). "Untuk Januari - November DIY masih surplus US$330,57 juta," katanya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik