Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Target Swasembada Pangan Terlalu Ambisius dan tidak Masuk Akal

Naufal Zuhdi
23/11/2024 16:59
Target Swasembada Pangan Terlalu Ambisius dan tidak Masuk Akal
Ilustrasi(Antara)

Pemerintah menargetkan swasembada pangan dipercepat dari yang semula ditetapkan pada 2028 menjadi 2027. Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih mengatakan target tersebut terlalu ambisius. Ia pun meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan itu.

"Menurut saya lebih bagus mereka mengkaji ulang kembali karena mengingat menteri pertaniannya, menteri yang didorong untuk mencapai swasembada pangan ini, kan tidak banyak berubah. Menurut saya lebih bagus dikaji ulang. Kita lihat sepuluh tahun pemerintahan Jokowi aja tidak tercapai," kata Henry saat dihubungi, Sabtu (23/11).

Henry menilai, pemerintah perlu melakukan hal-hal di luar program yang saat ini dijalankan. Sebagai contoh, ia meminta kepada pemerintah untuk memberikan tanah kepada petani pangan yang mayoritas adalah petani kecil. Henry juga mengungkapkan bahwa jumlah petani gurem di pemerintahan Jokowi meningkat menjadi 16,8 juta jiwa.

"Jadi penting melakukan reforma agraria, membagikan tanah kepada petani itu penting sekali, karena mayoritas petani kita gak punya tanah. Bukanlah karena petani gak bisa berproduksi, tapi tanah yang dikuasainya sedikit sekali," ucapnya.

Selain itu, Henry juga meminta kepada pemerintah yang baru melalui Kementerian Pertanian menekan laju konversi lahan pertanian. Sebab, di pemerintahan Jokowi dulu itu ada hampir 150.000 hektare per tahun lanju konversi dari lahan sawah ke non sawah.

"Yang ketiga, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini harus harus membangun irigasi karena dari 7,3 juta hektare lahan baku sawah sekarang, itu 50% belum sawah irigasi, 50% itu masih sawah tadah hujan. Kalau seandainya yang 50% itu dibuat jadi lahan irigasi, maka produksinya bisa meningkat, jadi bayangin ya kalkulasi secara sederhana, kalau 7,3 juta hektare kalau itu semuanya irigasinya bagus, dua kali panen 10 ton saja per hektare, itu sudah ada 70 juta ton gabah, itu sama dengan hampir 40 juta ton beras," terang Henry. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya