Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sering Disebut SDM Rendah, Indeks Pembangunan Indonesia Malah Naik versi BPS

M Ilham Ramadhan Avisena
15/11/2024 11:56
Sering Disebut SDM Rendah, Indeks Pembangunan Indonesia Malah Naik versi BPS
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (15/11).(Ilham Ramadhan A./MI)

 

INDEKS Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2024 naik 0,85% dari posisi 2023. Pada 2024 IPM Indonesia tercatat di level 75,08 sedangkan pada 2023 ada di level 74,39. Pertumbuhan itu terekam lebih cepat dibanding rerata pertumbuhan IPM periode 2020-2023.

"Pada 2024, IPM Indonesia mencapai 75,08 atau dalam kategori tinggi, angka ini naik 0,85% dari 2023 yang sebesar 74,39. Pertumbuhan IPM pada 2024 tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 2023 serta rerata pertumbuhan tahunan 2020-2023," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (15/11).

Peningkatan IPM itu, kata dia, didorong oleh peningkatan di seluruh dimensi komponen pembentuknya. Umur harapan hidup (UHH) saat lahir tercatat tumbuh 0,30% dari 73,93 di 2023 menjadi 74,15 di 2024. Itu berarti rerata bayi yang baru lahir diperkirakan hidup selama 74,15 tahun. 

Lalu komponen harapan lama sekolah mengalami peningkatan 0,46% dari 13,15 di 2023 menjadi 13,21 di 2024. Dus, penduduk usia 7 tahun diperkirakan akan menempuh pendidikan hingga 13,21 tahun, atau setara kuliah tahun kedua.

Sementara komponen rerata lama sekolah naik 0,91% dari 8,77 menjadi 8,85. "Artinya penduduk usia 25 tahun ke atas di Indonesia memiliki rerata lama sekolah selama 8,85 tahun, setara SMP kelas 3," jelas Amalia.

Komponen lain yang meningkat ialah pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan, yakni tumbuh 3,71% dari Rp11,899 juta per kapita per tahun di 2023 menjadi Rp12,341 juta per kapita per tahun. 

Secara spasial, imbuh Amalia, IPM tertinggi dimiliki oleh Provinsi DK Jakarta, yakni di level 84,15. Sementara IPM terendah dimiliki Provinsi Papua Pegunungan, yaitu 54,43. Rendahnya IPM Papua Pegunungan disebabkan oleh komponen pembentuk yang masih berada di level rendah. 

Komponen rerata lama sekolah di Papua Pegunungan tercatat hanya 4,21 tahun. Itu berarti penduduk usia 25 tahun ke atas di provinsi tersebut hanya mengenyam bangku pendidikan hingga kelas empat SD.

Selain itu, kata Amalia, indikator pengeluaran riil per kapita per tahun di Provinsi Papua Pegunungan tercatat hajya Rp5,71 juta per tahun. Kendati demikian, provinsi tersebut mencatatkan pertumbuhan IPM paling tinggi di 2024, yakni  mencapai 1,83%. (Mir)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya