Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

OJK Ingatkan Gen Z Soal Perencanaan Keuangan

Basuki Eka Purnama
23/10/2024 09:30
OJK Ingatkan Gen Z Soal Perencanaan Keuangan
Ilustrasi(Freepik)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan Gen Z terkait perencanaan keuangan dengan tujuan utama memberikan edukasi mengenai literasi keuangan, perencanaan investasi, serta kewaspadaan terhadap aktivitas keuangan ilegal.

Financial Advisor Community OJK Viko Hadian, di Jakarta, Selasa (22/10), mengatakan edukasi literasi keuangan ini dilakukan agar kalangan Gen Z memiliki pemahaman yang baik mengenai produk dan layanan jasa keuangan.

"Selain itu dapat membentengi diri dari maraknya berbagai penipuan berkedok investasi dan aktivitas keuangan ilegal di era digital," kata Viko.

Ia mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatur perencanaan keuangan, di antaranya menurunkan utang, melestarikan kekayaan, kembangkan kekayaan dengan berinvestasi, menjaga keamanan kekayaan, dan mengatur keuangan dengan baik.

"Untuk menjaga hal tersebut maka Gen Z perlu mengetahui terkait literasi keuangan, agar mampu untuk memahami dan mengelola keuangan pribadi secara efektif. Seperti kebiasaan menabung, investasi, mengelola keuangan dan utang, serta merencanakan keuangan untuk masa mendatang," katanya.

Ia juga menyinggung tiga fenomena di kalangan Gen Z yang berdampak negatif saat menggunakan layanan keuangan digital. Ketiganya yakni you only live once (Yolo), fear of missing out (Fomo), dan fear of other peoples opinion (Fopo).

"Selain pemahaman terkait risiko, teman-teman juga harus memahami kebutuhan keuangannya sendiri. Jangan ikut gaya dan tren yang dapat uang sedikit langsung digunakan untuk belanja agar mengikuti tren," tegasnya.

Selain itu, fenomena Fomo juga jamak dijumpai di kalangan Gen Z. Takut ketinggalan suatu hal, seperti keputusan anak muda menggunakan layanan keuangan digital hanya untuk ikut tren tanpa memahami dan mengelola keuangan pribadi secara efektif.

"Menyinggung fenomena Fopo, yang merujuk kepada keputusan anak muda dengan mencoba layanan keuangan digital, karena takut dikritik orang lain tanpa tahu layanan itu memiliki izin resmi atau tidak," katanya.

Viko juga mengingatkan Gen Z untuk terus memahami modus penawaran layanan keuangan digital. Ia berpesan agar selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan beragam tawaran yang beredar dengan cara memastikan layanan itu memiliki izin resmi dari pihak berwenang seperti OJK. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya