Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
MENTERI Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai kebijakan hilirisasi Indonesia telah sukses meningkatkan nilai tambah produk Indonesia, sehingga bisa menekan ketergantungan impor dalam beberapa tahun terakhir.
"Jadi apabila ini bisa dilakukan di Indonesia, tentu hal ini juga bisa dilakukan di Afrika," ujarnya dalam Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9).
Luhut membeberkan bahwa Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Namun karena pengelolaannya belum maksimal, Indonesia dahulu hanya bisa mengekspor produk mentah.
Baca juga : Mind Id Pacu Hilirisasi Produk Tambang Nasional
"Kami juga sangat kaya mineral, kami negeri dengan cadangan nikel terbesar dan kedua terbesar untuk timah, dan kami juga kaya potensi renewable energy, kami juga punya 600 giga ton of capture carbon storage. Saya rasa negeri ini sangat kaya," kata Luhut di hadapan peserta HLF MSP dari 29 negara.
Menurutnya, di periode awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kebijakan hilirisasi mulai digaungkan. Hal itu dilakukan lantaran Indonesia sangat bergantung pada impor dan hanya mengandalkan ekspor komoditas.
"Tapi selama tujuh tahun terakhir kami melakukan transformasi dan sebentar lagi membuat mobil listrik di Indonesia. Dan kami menargetkan mungkin tahun depan kami bisa memproduksi beberapa EV car di RI, dan menjadi yang terbesar di regional," tambahnya.
Baca juga : Eks Mendag Lutfi Sebut Program Hilirisasi Bikin China-Eropa Waspada
Lebih lanjut, Luhut menyebut bahwa Indonesia telah meningkatkan ekspor nikel hasil hiliriasi, baja, dan litium baterai material. Dampak nyata yang bisa dilihat adalah ekonomi Indonesia terus tumbuh, bahkan ketika ekonomi Tiongkok melambat belakang ini.
Indonesia juga tengah membangun ekosistem beterai. Indonesia tidak hanya memproduksi nikel ore menjadi stainless steel tapi juga memproduksi anoda material hingga copper foil di Gresik.
"Dan kami produksi aluminium can, dan juga electro light, katoda dan baterai. Jadi ini ekosistem yagn kami coba bangun di RI. Dan kami memilki salah satu pusat riset terbesar untuk metalurgi yakni di Bandung, ITB, salah satu yang terbesar di luar Cina," bebernya.
Luhut pun mengajak negara-negara berkembang untuk berkolaborasi dengan Indonesia. Negara-negara di kawasan Afrika memiliki sumber daya alam yang kaya seperti Indonesia. Sehingga lewat kerja sama, kedua pihak bisa meningkatkan ekonomi.
"So we are developing countries, let's work together and to same country, also in Africa. I said, let's work together on the spirit of global south," tandasnya. (J-3)
KOMITMEN mempercepat sinergi investasi hilirisasi dan pengembangan sumber daya manusia kembali ditekankan Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PETRONAS Chemicals Group Berhad (PCG) memperkuat kemitraan strategisnya melalui penandatanganan kelanjutan nota kesepahaman (MoU).
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan batubara yang besar, tidak hanya mengandalkan batubara sebagai sumber energi
HILIRISASI berkelanjutan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Setiap komoditas kelolaan diolah hingga menjadi produk hilir yang menjadi bahan baku.
Kebijakan tarif impor tembaga 50% yang diberlakukan Amerika Serikat diperkirakan tidak akan mengguncang kinerja smelter nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved