Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong wirausaha muda untuk mengembalikan produk-produk inovatif yang berbasis ekonomi biru (blue economy) di sektor kelautan dan perikanan. Upaya KKP ini dilaksanakan lewat program Blue Economy Entrepreneurship Bootcamp (Beecamp) yang diikuti anak-anak muda Indonesia dari usia 18-40 tahun.
"Saat ini sudah kita ada proses seleksi dari yang ada Beecamp ini sekitar 113 tim yang terdiri dari masing-masing tim 5 orang. Mulai dari seleksi proposal mereka, upaya mengembangkan usaha, inovasi, penerapan ekonomi biru itu menjadi item yang kita dorong," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo dalam acara Bincang Bahari: Beecamp Ciptakan Wirausaha Baru Kelautan dan Perikanan, Rabu (31/7).
Budi menjelaskan bahwa program ini memang berbeda dengan program-program pengembangan wirausaha sebelumnya. Bila sebelumnya program hanya menyasar individu atau perorangan, kali ini Beecamp dari dikembangkan dalam kelompok atau tim dengan jumlah anggota lebih dari 5 orang. Artinya, dalam tim tersebut harus bisa teroganisir dengan baik.
Baca juga : KKP Bertekad Atasi Kasus Perbudakan di Kapal Perikanan
"Beberapa hal kita coba dorong mengembangkan ini, inovasinya harus kuata upayakan dengan teknologi, aspek pemasaran kita edukasi, bisnis matching. Harapan kami ini bisa menjadi trigger bahwa di perikanan itu ada peluang usaha dan ini usaha baru yang bisa dikembangkan," imbuhnya.
Menurut Budi, peluang untuk mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan sangat besar. Namun, sejauh ini jumlah wirausaha di sektor tersebut justru masih sangat sedikit bila dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Padahal kakayaan laut Indonesia luar biasa melimpah.
"Jumlah wirausaha di Singapura misalnya sudah mencapai 8,76% dari jumlah penduduknya. Malaysia 4,74%, dan Thailand 4,26%, sedangkan Indonesia baru 3,47%," jelasnya.
Baca juga : Menteri Kelautan Berharap Ada Akses Internet Murah bagi Nelayan dari Elon Musk
KKP optimistis dengan mendorong wirausaha muda, pemanfaatan sumber daya kelautan bisa lebih maksimal ke depan. Apalagi anak muda memiliki semangat dan jiwa inovatif. Hal itu bisa menginspirasi anak muda lainnya di seluruh Indonesia untuk melihat dan memanfaatkan potensi laut Indonesia.
Manager Director Maritimepreneur, Kaisar Akhir mengatakan bahwa tujuan dari program ini adalah menumbuhkan jiwa wirausaha muda di sektor kelautan dan perikanan. Para peserta harus mampu mengembangkan ide bisnis secara kreatif dan inovatif. Di sisi lain, bisnis yang dikembangkan harus berlandaskan pada prinsip ekonomi biru.
"Peserta harus punya ide awal bisnis, punya modal usaha, menguasai teknologi dan jumlah tin terdiri lebih dari 5 orang sudah terbagi leader, marketing dan lainnya," ucapnya.
Baca juga : 125.684 Benih Lobster Berhasil Diselamatkan Polri dan KKP
Dia menegaskan, bahwa usaha yang dikembangkan harus bisa mendatangkan manfaat yang luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini penting untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Sementara itu, Fasilitator Inspirasi Bangsa Titik Umiati menyebut bahwa membangun usaha harus dimulai dari kesadaran dan mindset yang terbuka. Hal itu bisa memberi motivasi lebih untuk mengembangkan usaha secara kreatif dan inovatif.
"Percuma kan kita beri pendampingan kalau mindset mereka begitu-begitu saja. Untuk mencapai itu semua harus hadir dari dalam diri mereka sendiri," ucapnya.
Baca juga : KKP Ungkap Cara Baru Penyelundupan Manusia ke Australia
Untuk membangun bisnis yang kokoh, kuat dan terus tumbuh maka perlu kerja sama dan koordinasi yang baik dalam tim. Salah satu konsep untuk terus tumbuh adalah inovasi yang harus dikembangkan tim.
"Belajar dan terus belajar. Kita harus terbuka, mindset kita harus mau menerima masukan," kata Titik..
Founder PT Inovasi Ikan Nusantara, Wiko Puji Susanto mengisahkan perjuangannya dalam mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan. Sebagai alumni atau lulusan dari kampus binaan KKP, dia sudah menyadari sejak lama terkait potensi kakayaan laut dan perikanan Indonesia.
"Mindset saya terbentuk dari KKP, saya alumni KKP. Empat kuliah saya menyimpulkan kalau kita fokus usaha di mesin kita akan ketinggalan dengan Eropa. Tapi kalau perikanan 10 tahun ke depan pasti berkembang," tuturnya.
Untuk itu, Wiko mengembangkan produk perikanan yakni kulit ikan yang dijadikan kripik atau snack. Perlahan tapi pasti, produk tersebut mulai mendapat perhatian masyarakat hingga Wiko bisa merekrut ibu-ibu di sekitar lingkungannya untuk bekerja.
"Kalau di awal itu kita seminggu produksi, seminggu jualan. Tapi sekarang produksi jalan terus dan penjualan juga Alhamdulillah lancar," tambahnya.
Wiko tetap memegang prinsip blue conomy dalam mengembangkan usahanya tersebut. Daging ikan yang tidak terpakai kembali diolah untuk digunakan sebagai pakan ikan. Dengan omset yang terus meningkat, Wiko menargetkan produk-produknya bisa menguasai pasar Tanah air.
Cerita Wiko tersebut menunjukkan bahwa mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan memiliki potensi besar. Meski belum menembus pasar internasional, setidaknya pasar dalam negeri yang luas ini bisa dikuasai produk-produk lokal.(N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved