Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Pasar keuangan di Asia sebagian besar menguat pada Selasa (23/4). Hal ini dipicu adanya harapan pendapatan minggu ini dari sejumlah perusahaan raksasa teknologi, sehingga membantu mengimbangi kekhawatiran mengenai rencana suku bunga yang akan diumumkan Federal Reserve (bank sentral), terkait pertumbuhan dan inflasi AS.
Meredanya ketegangan Iran-Israel setelah kedua negara saling melancarkan serangan rudal terus membebani harga minyak, sementara yen sedikit lebih tinggi karena Jepang kembali memperingatkan pihak berwenang mereka memiliki ruang untuk melakukan intervensi guna mendukung mata uang tersebut.
Investor sedikit lebih optimis pada pekan ini setelah pergolakan yang terjadi pada minggu lalu dipicu oleh meredupnya harapan penurunan suku bunga AS dan kekhawatiran bahwa krisis Timur Tengah dapat meningkat menjadi perang regional.
Baca juga : 4 Hal yang Bakal Tentukan Sentimen Pasar Pekan ini, Salah Satunya IKK
Fokus saat ini tertuju pada laporan perusahaan-perusahaan raksasa Wall Street termasuk Amazon, Apple, Netflix dan General Motors. Para pengamat mengatakan bahwa para pedagang ingin melihat pendapatan yang kuat serta pandangan positif.
Namun, ada kekhawatiran bahwa ekuitas akan terpukul jika hasilnya mengecewakan. Lonjakan pasar dalam beberapa bulan terakhir sebagian terbantu oleh spekulasi bahwa perusahaan-perusahaan akan memberikan imbal hasil yang besar, bahkan ketika harapan penurunan suku bunga The Fed memudar.
Namun, ketiga indeks utama di New York mencatatkan kenaikan yang sangat dibutuhkan, sementara indeks London berakhir pada rekor tertinggi karena Bank of England diperkirakan akan segera menurunkan suku bunganya berkat pendinginan inflasi.
Baca juga : Saham AS Terpukul Data Inflasi Terbaru, Harga Emas Melonjak
Dan sebagian besar negara Asia juga mengikuti langkah yang sama. Saham di Hong Kong mengumpulkan lebih dari satu persen, sementara Tokyo, Sydney, Seoul, Singapura, Taipei, Manila dan Jakarta juga menikmati aksi beli.
Data penting dari Washington pekan ini akan memberikan gambaran tentang rencanak kebijakan bank sentral, terkait pertumbuhan PDB AS dan tingkat inflasi. Ini akan menjadi pertimbangan utama bagi pembuat kebijakan moneter.
“Perdebatan seputar sikap Federal Reserve terhadap penurunan suku bunga masih ada, terutama setelah Ketua Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya mengadopsi nada yang lebih hawkish minggu lalu sebagai respons terhadap tekanan inflasi yang terus-menerus,” kata Stephen Innes dari SPI Asset Management.
Baca juga : Inflasi Melambat di Prancis, Meningkat di Italia
Hawskish adalah kebijakan moneter yang cenderung kontraktif seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi neraca bank sentral.
"Rilis data ini akan sangat penting dalam menentukan apakah The Fed mempertahankan sikap kebijakannya saat ini, mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama."(AFP/M-3)
Pialang: Lebih dari Sekadar Perusahaan? Pialang bukan sekadar perusahaan. Temukan peran vital, inovasi, dan dampaknya dalam membentuk pasar finansial modern.
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp2,84 triliun selama periode transaksi 7-10 Oktober 2024.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tetap harus diwaspadai ke depan.
BANK Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp8,34 triliun dalam periode 1-4 Juli 2024.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Jumat (5/7).
BANK Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp0,78 triliun dalam periode 19-20 Juni 2024.
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Salah satu pengendalian inflasi dengan mendirikan Pabrik Saus Tomat dan Cabai di dalam gedung sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Pengolahan Produk Holtikultura di Kecamatan Salimpaung.
Kebijakan Tarif Resiprokal Dibuat karena Adanya Kekhawatiran AS pada Kekuatan Tiongkok
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved