Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I-2024

Fetry Wuryasti
22/4/2024 15:08
Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I-2024
Budidaya ikan nila air tawar sistem bioflok di Desa Sukajadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.(Antara)

HASIL Survei Kegiatan Dunia Usaha pada triwulan I-2024 oleh Bank Indonesia mengindikasikan kinerja kegiatan usaha meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai dengan siklusnya.

Hal tersebut tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada triwulan I-2024 sebesar 14,11%, lebih tinggi dari 13,17% pada triwulan IV-2023.

Kinerja kegiatan usaha seluruh Lapangan Usaha (LU) tercatat positif. LU yang meningkat antara lain dari Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 1,44%) sejalan dimulainya panen dan faktor musiman pada Sublapangan Usaha (Sub-LU) Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan, dan Peternakan.

Baca juga : Pandemi Membawa Anak Muda ini Sukses Kembangkan Jenama Busana Lokal

"Kemudian juga yang meningkat pada LU Industri Pengolahan (SBT 1,71%), dan LU Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor (SBT 1,61%) seiring meningkatnya permintaan masyarakat saat Pemilu 2024 dan bulan Ramadan," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Senin (22/4).

Sementara itu, kinerja LU yang tetap kuat tecermin pada LU Transportasi dan Pergudangan (SBT 0,85%), LU Penyediaan Akomodasi dan, Makan Minum (SBT 0,60%) khususnya Sub-LU Penyediaan Makan Minum, LU Informasi dan Komunikasi (SBT 0,91%), Jasa Keuangan (SBT 1,97%), serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (SBT 0,89%).

"Hal ini karena peningkatan dana fiskal (pendapatan dan belanja) pada tahun 2024 serta penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) yang sebagian telah dimulai lebih awal, yaitu sejak Maret 2024," kata Erwin.

Baca juga : Roti Panas by Aisyah, Alumnus Rumah Siap Kerja yang Curi Perhatian dengan Jajaran Oven di Depan Kedainya

Pada triwulan II-2024, responden memprakirakan kegiatan usaha semakin meningkat dengan SBT 18,94%, lebih tinggi dibandingkan SBT 14,11% pada triwulan 1-2024.

Kegiatan usaha pada seluruh LU diprakirakan tumbuh positif, terutama pada LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 2,42 %).

Ini karena mundurnya musim panen dari triwulan I ke triwulan Il khususnya pada komoditas tanaman pangan di sejumlah wilayah, terutama daerah lumbung pangan nasional (antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan).

Baca juga : Soloputri Perbanyak Jalin Kerja Sama dengan Pengrajin Batik Daerah untuk Hasilkan Corak Menarik

Kemudian juga positif pada LU Industri Pengolahan (SBT 2,62%), LU Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor (SBT 1,67%), LU Transportasi dan Pergudangan (SBT 1,67%), serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (SBT 1,01%).

"Ini seiring peningkatan permintaan saat HBKN Idulfitri dan sejumlah strategi pemasaran/promosi yang dilakukan oleh responden," kata Erwin.

Kondisi Keuangan dan Akses Kredit
Mayoritas responden menyatakan kondisi keuangan perusahaan masih dalam kondisi baik pada triwulan I-2024. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih (SB) Likuiditas yang tercatat sebesar 21,32%, meski tidak setinggi SB 24,42% pada triwulan IV-2023 sejalan dengan pola triwulanannya.

Baca juga : Dorong Lahirnya Pengusaha Baru UMKM, Inkowapi dan Sahara Berkolaborasi

Hal tersebut dipengaruhi oleh persentase responden yang menjawab kondisi likuiditas pada triwulan I-2024 "lebih baik" sebesar 27,78%, lebih rendah dibandingkan 29,62% pada triwulan sebelumnya.

Kondisi rentabilitas atau kemampuan perusahaan untuk mencetak laba juga terindikasi dalam kondisi baik pada triwulan I-2024. Hal ini tecermin dari SB Indikator Rentabilitas sebesar 19,38%, meski lebih rendah dari SB 21,94% pada triwulan sebelumnya.

"Persentase responden yang menjawab kondisi rentabilitas pada triwulan I-2024 "lebih baik" sebanyak 27,35%, lebih rendah dibandingkan 29,74% pada triwulan sebelumnya," kata Erwin.

Lebih lanjut, responden menilai akses kredit perbankan pada triwulan I-2024 lebih mudah. SB akses kredit tercatat sebesar SB 6,86% pada triwulan I-2024, meningkat dibandingkan SB 4,93% pada triwulan IV-2023.

"Hal tersebut tecermin dari persentase responden yang menjawab "mudah" tercatat sebesar 11,03%, lebih tinggi dibandingkan 8,83% pada triwulan sebelumnya," kata Erwin.

Selain itu, pada triwulan I-2024 SBT tenaga kerja tercatat mash berada pada fase ekspansi dengan SBT sebesar 1,14%, relatif stabil dibanding SBT 1,12% pada triwulan IV-2023.

LU dengan SBT tenaga kerja yang tercatat meningkat a.l. LU Industri Pengolahan (SBT 0,59%), LU Transportasi dan Pergudangan (SBT 0,32%), serta LU Jasa Kesehatan (SBT 0,35%) sejalan dengan kegiatan usahanya yang meningkat.

"Adapun penggunaan tenaga kerja pada LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat membaik meski mash dalam fase kontraksi dengan SBT sebesar -0,20% seiring masuknya musim panen pada komoditas tanaman pangan dan perkebunan, serta peternakan," kata Erwin.

Sementara itu, penurunan SBT tenaga kerja yang cukup dalam terjadi pada LU Pertambangan dan Penggalian dengan SBT sebesar -2,84% sejalan dengan perlambatan kegiatan usahanya.

Pada triwulan II-2024, penggunaan tenaga kerja diprakirakan meningkat dengan SBT sebesar 5,34% dibandingkan SBT 1,14% pada triwulan sebelumnya. Sebagian LU yang tercatat meningkat al. LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 0,31%).

"Ini seiring dengan musim panen raya yang sebagian bergeser ke triwulan I-2024, LU Pertambangan dan Penggalian (SBT 0,61 %), LU Industri Pengolahan (SBT 0,77%), LU Konstruksi (SBT 0,37%) sejalan dengan peningkatan kegiatan usahanya," kata Erwin.

Tekanan harga jual pada triwulan I-2024 tercatat meningkat signifikan dari SBT 13,27% pada triwulan IV-2023 menjadi SBT 22,27%.

Kenaikan harga jual pada triwulan laporan didorong oleh peningkatan harga jual pada mayoritas LU, utamanya LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 4,77%) khususnya tanaman pangan, LU Pertambangan dan Penggalian (SBT 2,01%) khususnya didorong oleh kenaikan harga minyak dunia, LU Industri Pengolahan (SBT 3,94%), serta LU Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor (SBT 4,25%).

"Peningkatan harga ditetapkan oleh responden pada awal tahun," kata Erwin.

Tekanan kenaikan harga jual diprakirakan melambat pada triwulan II-2024 dengan SBT 14,36%, lebih rendah dibandingkan 22,27% pada triwulan I-2024.

Penurunan tekanan harga jual dipengaruhi oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 3,29%) karena penurunan biaya bahan baku pada tanaman pangan dan perkebunan, LU Pertambangan dan Penggalian (SBT -0,19%), karena harga bahan baku dan harga acuan internasional diprakirakan turun.

"Penurunan tekanan harga juga terjadi pada LU Industri Pengolahan (SBT 3,13%), serta LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor (SBT 2,65 %) karena program promo (diskon) saat HBKN Idulfitri," kata Erwin.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya