Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mencatat Program Sejuta Rumah (PSR) hingga akhir Februari 2024 telah mencapai 79.568 unit. Capaian program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak 2015 itu telah mencapai 9,2 juta unit hingga 2023.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, mengatakan Program Sejuta Rumah merupakan wujud nyata kehadiran pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau untuk masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. PSR, katanya, merupakan gerakan percepatan dan kolaborasi antara pemerintah dengan para pelaku pembangunan perumahan dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat.
“Program Sejuta Rumah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan menjadi program strategis nasional yang perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak,” kata Iwan di Jakarta, pekan lalu.
Baca juga : PUPR: Program Sejuta Rumah Semester I/2023 Capai 480.438 unit
Sementara itu, Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PU-Pera Fitrah Nur menerangkan, capaian PSR hingga akhir Februari lalu ialah 7,63% dari total target nasional. Capaian itu meliputi pembangunan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 61.906 unit dan non-MBR sebesar 17.662 unit.
Sementara pada Januari 2024 capaian PSR sebesar 24.407 unit atau 2,34% dari total target nasional meliputi capaian pembangunan bagi MBR sebesar 19.539 unit dan non MBR sebesar 4.868 unit.
Capaian rumah untuk MBR dilaksanakan oleh kementerian PUPR sebanyak 1.315, pemerintah daerah 205 unit, pengembang non-FLPP 60.383 unit, CSR perumahan 2 unit dan masyarakat 1 unit. Adapun untuk rumah non MBR dilaksanakan oleh pengembang non MBR 17.642 unit dan masyarakat 20 unit.
Baca juga : Pakar Properti Usulkan Hal Ini untuk Merealisasikan Target Zero Backlog Perumahan 2045
Fitrah mengungkapkan, pihaknya juga telah melaksanakan kegiatan pendataan Program Sejuta Rumah melalui Koordinasi Target dan Pembekalan Teknis Pendataan Program Sejuta Rumah (PSR) TA 2024 pada tanggal 5-7 Februari 2024 lalu.
Menurutnya secara umum kinerja pendataan geliat realisasi pembangunan sejuta rumah cenderung mengalami peningkatan. Hal itu tergambar dari perbandingan year on year capaian PSR Februari 2024 sebesar 79.568 unit yang mengalami peningkatan dibandingkan capaian PSR Februari 2023 sebesar 42.885 unit.
"Kami optimistis capaian PSR akan terus meningkat hingga akhir tahun dan didukung oleh semua pihak karena rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi,” pungkasnya.
(Z-9)
Sejak dimulai pada April 2015, PSR telah mencapai 9.206.379 unit hingga 2023. Iwan pun yakin menjelang akhir 2024 ini jumlah capaian PSR bisa menembus angka satu juta unit.
Sebanyak 497 unit rumah subsidi berkualitas dibangun di wilayah Soreng Bandung untuk membantu program satu juta rumah milik pemerintah.
Dalam beberapa periode pemerintahan belakangan ini, pemenuhan perumahan bagi masyarakat hampir tak tersentuh oleh calon Persiden dan Wakil Presiden dalam program dan target mereka
Slamet mewakili Bupati Kebumen berpesan agar rumah sederhana tetap memenuhi tiga persyaratan utama, yakni layak huni, harga terjangkau, dan bebas dari banjir.
Jumlah tersebut terdiri dari pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 771.753 unit dan non-MBR 124.368 unit.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, melontarkan apresiasi sekaligus tantangan kepada para pengembang rumah subsidi.
Pesona Kahuripan (PK) Group telah sukses membangun tidak kurang dari 14 ribu unit hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
BADAN Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mendorong agar akad kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hanya boleh dilakukan ketika rumah sudah siap huni.
Rumah subsidi yang semakin kecil tidak hanya berdampak pada kenyamanan fisik, tetapi juga mengganggu kualitas hubungan antara anggota keluarga.
Usulan rumah subsidi 14 meter persegi (m²) oleh Lippo Group menuai perhatian luas dan memicu perdebatan soal status serta regulasi.
Keberadaan rumah subsidi berukuran kecil menjadi krusial di kawasan perkotaan karena harga lahan cenderung tinggi dan ketersediaannya terbatas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved