Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PEMANFAATAN teknologi digital dalam sektor energi menjadi terobosan dalam mendukung produktivitas dan efisiensi. Langkah ini perlu mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan, termasuk dukungan pemerintah dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.
“Tentu sinergi antara BUMN dan swasta menjadi solusi, selain karena dapat bertukar pengetahuan, juga dapat memacu talenta digital agar berkontribusi memajukan sektor energi,” ungkap Moderator Ekonomi dan Bisnis sekaligus Deputi/staf Ahli Corporate Secretary Pertamina Gas Negara Poppy Zeidra, saat memandu Talkshow & Book Launching Growth Space karya Anggawira, Rabu (10/1).
Diskusi itu dihadiri juga Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia; Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi, dan Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tedi Bharata; Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria; Profesor Riset Bidang Teknologi Proses Elektrokimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eniya Listiani Dewi; CEO MarkPlus Jacky Mussry; dan Pengamat Politik Roy H.M. Sembel.
Baca juga : 5 Upaya Low Carbon Initiatives dari SKK Migas untuk Transisi Energi
Integrasi teknologi dan solusi digital yang dapat dimanfaatkan, terang Poppy, antara lain Cloud Computing, Big Data Analytics, Internet of Things dan Artificial Intelligence/Machine Learning (AI/ML).
Berbagai hal tersebut, terang Poppy, dapat mengoptimalkan proses, meningkatkan produktivitas, sekaligus mencapai keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam menghadapi dinamika persaingan global.
“Artinya ini kan krusial bagi masa depan bisnis energi, sesuai yang tadi juga diungkapkan Prof Eniya Listiani Dewi, selain Transformasi digital, pengurangan Emisi juga adalah satu faktor penting yang harus diperhitungkan. Banyak investor yang mempertimbangkan aspek inovasi teknologi perusahaan sebagai acuan menanamkan modalnya. Tentu ini benefit,” tegas Poppy.
Baca juga : Talenta Teknologi Lokal Bangkitkan Perkembangan Digital Indonesia
Bagi Poppy, pendekatan transformasi digital dalam seluruh proses bisnis energi perlu mendapat tempat khusus dalam pengembangan perusahaan.
Terlebih di era transisi energi, para pengusaha dapat berperan aktif dan berkolaborasi dengan semua lini dalam mengakselerasi keterampilan digital bagi sumber daya manusia (SDM) perusahaan, tandasnya. (Z-5)
Baca juga : Bangun Kemandirian dan Keberlanjutan Energi demi Kemakmuran yang Merata
Potensi pasokan gas di Indonesia secara nasional masih mencukupi, namun distribusinya terkendala oleh ketidaksesuaian lokasi antara produksi dan konsumsi.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
Dilakukan penambahan dua titik operasional baru, tepatnya di Integrated Terminal Panjang, Provinsi Lampung dan Fuel Terminal Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG).
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta pada tahun 2030, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan adanya kekurangan sekitar 2,7 juta.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan talenta digital nasional.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
USK dan Komdigi yang sebelumnya bernama Kominfo telah banyak melakukan program kolaborasi yang tujuannya untuk melahirkan talenta digital.
Indonesia butuh 9 juta talenta di sektor digital terampil hingga 2030. Sementara saat ini jumlahnya baru 500 ribu talenta.
Meutya mengatakan masyarakat harus memahami dan merasa nyaman dengan teknologi baru sebelum mengadopsinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved